PENGARUH FRAUD PENTAGON DAN HUBUNGAN POLITIK TERHADAP KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2017-2021)

Kecurangan laporan keuangan adalah permasalahan yang masih menjadi tema hangat untuk diperbincangkan, terlebih dengan mencuatnya kasus manipulasi laporan keuangan PT Garuda Indonesia tbk pada tahun buku 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi kecurangan laporan keuangan menggunakan teori fraud pentagon. Teori fraud pentagon memiliki lima elemen risiko kecurangan yang dikembangkan dari teori fraud triangle Cressey 1953. Kelima elemen resiko tersebut adalah tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kompetensi, dan arogansi. Pengujian dari elemen resiko fraud pentagon menggunakan variabel proksi yaitu target keuangan, stabilitas keuangan, pengawasan yang tidak efektif, pergantian auditor, pergantian direktur, dan arogansi, penambahan variabel hubungan politik dengan umur perusahaan sebagai variabel kontrol. Sementara itu, untuk variabel kecurangan laporan keuangan diukur menggunakan F-Score. Sampel yang digunakan adalah 12 perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2017-2021. Data-data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari laman web perusahaan dan laman web Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda, dimana pengolahannya dibantu oleh program SPSS 22. Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel target keuangan yang diukur dengan ROA, variabel stabilitas keuangan yang diukur dengan perubahan total asset, variabel pengawasan tidak efektif yang diukur dengan jumlah dewan komisaris, variabel sifat industri diukur menggunakan piutang tak tertagih, variabel arogansi diukur menggunakan jumlah foto CEO, dan hubungan politik berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Sedangkan variabel pergantian auditor dan variabel pergantian direksi, serta umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.