ANALISIS KETAHANAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN BANK UMUM KEGIATAN USAHA (BUKU) DI INDONESIA

Stabilitas sistem keuangan terbentuk dari ketahanan lembaga perbankan yang dominan pada sistem keuangan. Upaya untuk menganalisis ketahanan perbankan, dilakukan berdasarkan bank kategori BUKU, khususnya pada perbankan Syariah yang masih jarang dikaji secara spesifik. Bank BUKU adalah sebuah pengklasifikasian bank-bank di Indonesia berdasarkan kegiatan usaha yang disesuaikan dengan modal inti yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketahanan operasional perbankan syariah di Indonesia berdasarkan kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) selama periode 2018 – 2020, dimana pada periode tersebut perbankan mengalami kondisi ekonomi yang prosiklikal. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi ketahanan perbankan syariah dan membandingkan level risiko kerentanan antara perbankan syariah kategori BUKU 1 dan BUKU 2, serta mengetahui nilai optimal dari rasio keuangan tersebut agar tetap stabil. Metode analisis yang digunakan adalah campuran, yaitu menggabungkan metode regresi berganda dan Early Warning System (EWS) dengan pendekatan ekstraksi sinyal. Data yang digunakan adalah data bulanan BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) perbankan syariah selama Januari 2018 – Desember 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbankan syariah dengan kategori BUKU 2 memiliki kondisi ketahanan operasional perbankan yang lebih baik dibandingkan dengan BUKU 1, hal tersebut didasarkan pada nilai NPF, CAR, dan FDR dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Untuk menjaga kondisi ketahanannya agar tetap stabil perbankan syariah dengan kategori BUKU 2 memiliki nilai ambang batas optimal untuk NPF pada rentang 3,66 ≤ NPF ≤ 3,71, nilai CAR dengan rentang 21,00 ≤ CAR ≤ 21,39, nilai FDR pada rentang 79,08 ≤ FDR ≤ 79,02, dan nilai ROA dengan rentang 1,49 ≤ ROA ≤ 1,61. Sementara itu, perbankan syariah dengan kategori BUKU 1 memiliki kondisi ketahanan operasional perbankan yang cukup baik, hal tersebut didasarkan pada nilai ROA dan FDR dengan tingkat risiko yang rendah namun nilai NPF dan CAR menunjukkan tingkat risiko yang cukup tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kondisi ketahanannya agar tetap sehat perbankan syariah dengan kategori BUKU 1 memiliki nilai ambang batas optimal untuk NPF pada rentang 5,41 ≤ NPF ≤ 8,80, nilai CAR pada rentang 20,42 ≤ CAR ≤ 21,46, nilai FDR dengan rentang 91,77 ≤ FDR ≤ 93,99 dan nilai ROA dengan rentang 0,23 ≤ ROA ≤ 0,63. Hal ini selaras dengan peraturan OJK No.15/PJOK/03/2017 dimana tingkat NPF yang ideal bagi perbankan syariah adalah dibawah 5%, dengan CAR minimum 8%, dan FDR ideal dalam kisaran 80% - 92%, serta ROA yang positif dan kompetitif untuk profitabilitas yang berkelanjutan. Penelitian ini berkontribusi signifikan dalam memberikan gambaran bahwa bank dengan besaran usaha dan modal inti lebih besar (BUKU 2) memiliki level risiko yang lebih rendah dibanding dengan bank BUKU 1. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi signifikan dalam pola pengawasan kepada perbankan syariah dengan BUKU 1 lebih intens. Selain itu, penelitian ini berkontribusi pada penyajian tingkat ambang ideal pada bank BUKU1 dan BUKU 2 sehingga memudahkan lembaga otoritas dalam melakukan pengawasan stabilitas perbankan dan sistem keuangan.