PENGALAMAN KESUKSESAN BERHENTI MEROKOK DARI MANTAN PEROKOK YANG MENGIKUTI KONSELING QUITLINE

Latar Belakang : Merokok adalah suatu epidemic dan merupakan ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi di dunia saat ini. Lebih dari 1,3 miliar pengguna tembakau di seluruh dunia, banyak upaya yang dilakukan salah satunya penyediaan Upaya Berhenti Merokok di kalangan kesehatan primer, tetapi belum banyak yang mengikuti upaya tersebut. Pemerintah Indonesia telah menyediakan layanan konseling berhenti merokok dengan konsultasi via online atau QUITLINE (QL). Berdasarkan survey pengguna yang mengikuti konseling Quitline yang telah berhenti merokok sebesar 42%, dan data peserta yang konsisten mengikuti konseling Quitline sampai selesai proses pendampingan sebesar 97,1%. Peserta yang bersedia merekomendasikan layanan konseling Quitline kepada seseorang yang membutuhkan sebesar 83%.Tujuan : Untuk mengetahui pengalaman kesuksesan berhenti merokok dari mantan perokok yang mengikuti konseling Quitline.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara mendalam ini dilakukan dengan cara via call langsung oleh partisipan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisa data Colaizzi. Hasil : Hasil penelitian ini memperoleh dua tema dan beberapa subtema. Tema yang pertama adalah factor keberhasilan berhenti merokok dengan Quitline dengan subtema motivasi diri sendiri, kemudahan info akses quitline, Sikap Konselor, Solusi yang ditawarkan konselor, dan fleksibilitas opsional metode berhenti merokok. Tema yang kedua adalah harapan pengguna terhadap konseling Quitline dengan subtema frekuensi pemantauan lebih sering, konsultasi via chat, pemberian video edukasi, konseling keluarga, dan sosialisasi lebih masif. Kesimpulan : Keberhasilan berhenti merokok oleh mantan perokok didukung oleh motivasi, peran aktif konselor, aksesibilitas layanan, variasi solusi, keterlibatan keluarga, dan pemanfaatan media sosial dalam layanan Quitline. Sehingga dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan kepada Kemenkes atau Layanan Quitline untuk meningkatkan pelayanan berhenti merokok.