ANALISIS KETAHANAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE JANUARI 2019 - DESEMBER 2023

Meskipun perbankan syariah mempunyai pangsa pasar yang tergolong kecil dibandingkan bank konvensional, namun kegagalan bank syariah berpotensi menimbulkan risiko sistemik dan menyebabkan terpuruknya industri keuangan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis level risiko dan ambang batas optimal dalam upaya menjaga ketahanan operasional perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua metode analisis yaitu regresi berganda dan ekstraksi sinyal. Teknik pengumpulan pada data sekunder yang dilakukan dengan cara memperoleh data-data yang bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan pada Januari 2019 hingga Desember 2023 dengan menggunakan beberapa indikator kinerja keuangan perbankan, yaitu Non-Performing Financing Net (NPF Net), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPF Net, CAR, FDR, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap ketahanan operasional perbankan syariah. Upaya untuk menjaga ketahanan operasional perbankan syariah melibatkan penetapan ambang batas optimal untuk setiap variabel tersebut: NPF Net pada rentang nilai 0,62% ≤ NPF Net ≤ 1,47%, CAR pada rentang nilai 22,37% ≤ CAR ≤ 25,48%, FDR pada rentang nilai 77,27% ≤ FDR ≤ 81,09%, dan ROA pada rentang nilai 1,74% ≤ ROA ≤ 2,08%. Selain itu, perilaku variabel-variabel yang diteliti kebanyakan berada pada kondisi optimal dan toleran sehingga tingkat eksposur risiko dalam level yang terkendali. Penelitian ini secara signifikan mampu memberikan evaluasi mengenai pergerakan variabel perbankan dengan membandingkan dengan peraturan terkait batas ideal pergerakan variabel yang dikeluarkan oleh otoritas terkait. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan pola pengawasan pergerakan perbankan yang penting untuk mengarahkan pada pencapaian dan pemeliharaan ketahanan perbankan syariah di Indonesia.