PEMBATALAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA ADANYA CACAT KESEPAKATAN (STUDI PUTUSAN NOMOR : 04/PDT.G/PN.BTL)

Perjanjian jual beli tanah dan bangunan merupakan salah satu bentuk perjanjian yang paling sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, tidak jarang terjadi permasalahan dalam pelaksanaan perjanjian tersebut, salah satunya adalah pembatalan perjanjian karena adanya cacat kesepakatan. Cacat kesepakatan dapat terjadi akibat adanya paksaan, kekhilafan, atau penipuan. Dalam hal ini, pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan pembatalan perjanjian kepada pengadilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akibat hukum pembatalan perjanjian jual beli tanah dan bangunan karena cacat kesepakatan serta perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatalan perjanjian jual beli tanah dan bangunan karena cacat kesepakatan berakibat pada hapusnya perjanjian sejak awal, sehingga segala perbuatan hukum yang telah dilakukan menjadi batal demi hukum. Perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian tersebut diberikan melalui upaya-upaya hukum, baik melalui gugatan pembatalan perjanjian maupun tuntutan ganti rugi.