ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA USAHATANI BAWANG MERAH DI LAHAN SAWAH DENGAN SISTEM IRIGASI MANUAL DAN SHOWER DI KECAMATAN PANJATAN

Lahan sawah mempunyai kondisi tanah yang lebih lembab dan kadar unsur hara yang lebih baik, sehingga memungkinkan untuk budidaya bawang merah mendapatkan hasil yang optimal. Dalam pelaksanaan usahatani pada lahan sawah dibutuhkan penggunaan bibit, pupuk, pestisida serta sistem irigasi yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko produksi dan untuk mengetahui hubungan dari penggunaan input terhadap produksi dan risiko produksi bawang merah pada lahan sawah dengan sistem irigasi manual dan shower di Kecamatan Panjatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Analisis deskriptif, dimana analisis deskriptif ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian. Penelitian ini bersifat kuantitatif yang terdapat perhitungan analisis dan pengaruh faktor produksi terhadap usahatani bawang merah pada lahan sawah dengan sistem irigasi manual dan shower di Kecamatan Panjatan. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah, digunakan fungsi produksi tipe CobbDouglass. Sedangkan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi, diterapkan model Just and Pope, yang kemudian dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan software Eviews. Faktor yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah yaitu bibit, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk kandang, pestisida cair, tenaga kerja dan sistem irigasi. Sedangkan yang berpengaruh terhadap risiko produksi adalah pupuk phonska dan sistem irigasi. Faktor yang dapat menaikkan produksi dan menurunkan risiko produksi yaitu pupuk Urea, pestisida padat, dan tenaga kerja. Faktor yang dapat menaikkan produksi dan menaikkan risiko produksi yaitu bibit, pupuk phonska, pupuk NPK, pupuk TSP, pupuk kandang, pestisida cair dan sistem irigasi. Faktor yang dapat menurunkan produksi dan menaikkan risiko produksi yaitu luas lahan, pupuk KCL dan pupuk ZA.