GIANEVITO GIOVANI (2024) KOLABORASI PENTAHELIX DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN PONOROGO DI TAHUN 2023. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (381kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (657kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (186kB)
Bab I.pdf
Download (514kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (324kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (360kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (188kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (299kB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (552kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract
Sering terjadinya bencana tanah longsor di Kabupaten Ponorogo yang mengancam keamanan masyarakat Kabupaten Ponorogo. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk menangani dan mencegah bencana tanah longsor di Kabupaten Ponorogo. Namun, Kabupaten Ponorogo masih sangat rentan dengan bencana tanah longsor. Sering terjadinya bencana tanah longsor di Ponorogo disebabkan oleh kondisi geografis di Kabupaten Ponorogo yang terdapat banyak dataran tinggi.Penelitian ini menggunakan anailisis kualitatif dengan data yang dikumpulkan berasal dari wawancara dan dokumentasi yang didapat selama proses penelitian dan teknik analisis data menggunakan metode Miles & Huberman Pada tahun 2023 Kedua desa melakukan kolaborasi dengan pihak lain. Desa Tugurejo lebih berfokus pada pelatihan yang lebih maju untuk melakukan evakuasi lebih baik, dikarenakan kontur geografis yang lebih rumit dengan menginisiasi pelatihan Vertical Rescue. Upaya tersebut dilakukan tersebut untuk meningkatkan kemampuan evakuasi yang lebih efisien dan lebih baik. Sehingga mampu untuk mengurangi dampak yang diakibatkan. Hal itu didukung adanya Perdes yang dibuat. Sementara itu, di Desa Banaran selain dari sisi peningkatan kemampuan evakuasi, Desa Banaran juga melakukan pencegahan bencana tanah longsor dan sekaligus pemanfaatan lahan. Hal itu dilakukan dengan cara penanaman kopi yang diinisiasi olehh Yatim Mandiri Kabupaten Ponorogo. Kedua desa juga menjalin kerjasama dengan akademisi melalui BPBD Kabupaten Ponorogo. Akademisi akan melakukan penelitian yang hasilnya akan menjadi pertimbangan desa untuk menetapkan program. Di desa Banaran menghasilkan Destana, sementara di Desa Tugurejo menghasilkan Destana dan Perarturan Desa. Kedua desa sama-sama melakukan pertemuan formal pada saat menjelang musim penghujan untuk pemberian instruksi apabila terjadi bencana di kedua desa. Komunikasi infotmal melalui gawai lebih sering dilakukan dalam melakukan koordinasi.Rekomendasi dari peneliti adalah lebih Lebih rutin melakukan reboisasi untuk mencegah terjadinya bencana tanah longsor dengan melakukan penanaman pohon yang mempunyai daya serap air yang baik dan mampu mengantisipasi terjadinya bencana tanah longsor.Memasukkan regulasi dan program penanganan kebencanaan kedalam Peraturan Desa agar lebih memberi kepastian hukum dalam upaya pengurangan resiko bencana. Pelatihan penanganan kebencanaan kepada masyarakat yang lebih rutin. Pelatihan yang rutin dapat membiasakan masyarakat agar lebih siap apabila terjadi bencana dan dapat mengurangi jumlah korban bencana dan korban harta.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Landslide, Disaster Management, Pentahelix Collaboration |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Pemerintahan S1 |
Depositing User: | Eko Kurnawan |
Date Deposited: | 19 Aug 2024 03:08 |
Last Modified: | 19 Aug 2024 03:08 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/47601 |