SHELANY ANUGERAH (2024) HUBUNGAN JENIS CAIRAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (601kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (200kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (196kB)
Bab I.pdf
Download (283kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (461kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (340kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (324kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (196kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (208kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (323kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract
Latar Belakang: Pada pasien yang menjalani rawat inap sebagian besar terpasang infus. Komplikasi dari terapi intravena (IV) adalah flebitis, peradangan pada tunika intima vena. Salah satu faktor penyebab flebitis adalah jenis cairan karena semakin tinggi konsentrasi jenis cairan yang diterima, semakin besar kemungkinan terkena flebitis. Hasil stupen yang dilakukan oleh peneliti pada RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan kejadian flebitis pada tahun 2022 sebesar 3,25 permil. Dimana untuk SOP dari RS PKU MuhammadiyahYogyakarta sendiri menetapkan target < 50/00 (permil) atau < 1,5%, artinyamasih terdapat beberapa kasus flebitis. Tujuan: Mengetahui hubungan jenis cairan infus yang diberikan kepada pasien dengan kejadian flebitis pada RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian korelasi. Jumlah responden sebanyak 60 responden. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling.aanalisa dengan uji Spearman Rho. Hasil: Pada penelitian ini sebanyak 60 responden mengalami flebitis. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki (58,3%), usia lansia (46-65 tahun) sebanyak 27 responden (45%), lama pemasangan infus ≥ 3 hari sebanyak 32 responden (53.3%), vena chepalica menjadi lokasi pemasangan infus paling banyak sebesar 85% (51 responden). Dari hasil penelitian responden yang menggunakan jenis cairan isotonik sebanyak 56 responden (93,3%) dan cairan hipertonik sebanyak 4 responden (6,7%). Analisis yang dilakukan menggunakan uji Spearman Rho didapatkan hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis cairan infus dengan kejadian flebitis. Kesimpulan: Secara statistik tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara jenis cairan dengan kejadian flebitis. Namun, secara teori tetap ada korelasi faktor yang dapat mempengaruhi kejadian flebitis.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | hospitalization, phlebitis, type of infusion |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Keperawatan S1 |
Depositing User: | Eko Kurnawan |
Date Deposited: | 19 Aug 2024 01:30 |
Last Modified: | 19 Aug 2024 01:30 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/47613 |