UJI AKTIVITAS ANTIALERGI EKSTRAK KORTEKS MAJA (Aegle marmelos Correa.) PADA TIKUS YANG TERINDUKSI OVALBUMIN MELALUI PERHITUNGAN GRANULA SEL MAST TRAKEA

Alergi adalah perubahan kemampuan tubuh merespon suatu kondisi asing bila terpajan dengan bahan yang sama untuk kedua kalinya atau lebih. Reaksi alergi dapat terjadi dengan cepat, terjadi akibat ikatan silang antara alergen dan IgE pada permukaan sel mast sehingga menginduksi pelepasan mediator vasoaktif. Salah satu manifestasi klinis umum dari alergi adalah asma.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek farmakodinamik ekstrak kortek Aegle marmelos Correa (maja) dalam menghambat proses degranulasi sel mast trakea. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental, dengan tikus jantan galur wistar sebagai hewan uji. Sebanyak 25 ekor tikus, dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok KO: tanpa perlakuan. Kelompok K(-): sensitisasi OVA aerosol. Kelompok P1: pemberian OVA + ekstrak maja 125mg/kgBB, P2: OVA + ekstrak maja 250 mg/kgBB, P3: OVA + ekstrak maja 500 mg/kgBB, sensitisasi OVA aerosol menggunakan alat Nebulizer OmronR dan dilakukan pada hari ke-0, 7 dan hari ke-14. Pemberian ekstrak maja dilakukan selama 14 hari dan pada hari ke-14 dilakukan pengambilan jaringan trakea untuk pemeriksaan histologi dengan pengecatan menggunakan pewarna Alcian blue. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA dan Post Hoc Test. Uji in silico dilakukan menggunakan metode docking molecular menggunakan Autodock 4.2.
Pengamatan sel mast dilihat menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000x, sel mast terlihat dengan bentuk segitiga dan memanjang. Uji molecular docking menggunakan 11 senyawa aktif dari maja yaitu, aegelin, dustanin, epilupeol, lupenol, marmesin, marmin, skimmiamin, stigmasterol, zeorin, auraptan, beta sitosterol, dengan senyawa pembanding native ligan (CPS) dan kromolin. Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa, pemberian ekstrak kortek maja (Aegle marmelos Correa) dosis 500 mg/kgBB memberikan penurunan jumlah hitung granulasi sel mast trakea berbeda signifikan (P<0,05) dengan kelompok kontrol negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak maja (Aegle marmelos Correa) dapat menurunkan jumlah granulasi sel mast. Sehingga bisa disimpulkan bahwa ekstrak kortek Aegle marmelos Correa dosis 500 mg/kgBB adalah dosis optimal. Melalui analisis molecular docking senyawa yang berpotensi sebagai agen penghambat degranulasi sel mast ialah zeorin dengan nilai binding energi sebesar -8.79 kkal/mol dan mempunyai 6 ikatan hidrogen yang berinteraksi dengan asam amino yaitu tirosin pada residu 80; valin pada residu 79; leucin pada residu 9; prolin pada residu 12; alanin pada residu 94; valin pada residu 96.