PENGARUH TITIK NYALA, NILAI KALOR TERHADAP SFC CAMPURAN BIODIESEL, NYAMPLUNG-JELANTAH (7:3) PADA LEVEL B0-B40

Kebutuhan akan bahan bakar fosil di Indonesia terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi. Dengan demikian, jumlah bahan bakar fosil yang digunakan untuk kendaraan dan pembangkit listrik akan semakin menipis. Untuk menanggulangi masalah tersebut, bahan bakar biodiesel dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Biodiesel dari minyak nabati memiliki kelebihan yaitu mudah dijumpai dan ramah lingkungan. Namun, minyak nabati memiliki kekurangan yaitu kandungan viskositas yang tinggi. Minyak nabati yang dibuat menjadi biodiesel dapat divariasikan menjadi campuran minyak nyamplung dan minyak jelantah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu degumming, esterifikasi, dan transesterifikasi.