DINAMIKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGANAN DARURAT SAMPAH TERHADAP KONFLIK SOSIAL DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022: STUDI KASUS KOTABARU

Pada tahun 2022, Kota Yogyakarta menghadapi masalah besar dalam manajemen sampah. Peningkatan volume sampah yang tajam, akibat pertumbuhan populasi dan aktivitas pariwisata, hampir membuat kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) mencapai limitnya. Situasi ini memaksa pemerintah kota untuk menerapkan kebijakan darurat sampah sebagai solusi sementara. Implementasi kebijakan tersebut dihadapkan pada berbagai tantangan dan dinamika, salah satunya adalah munculnya konflik sosial di kalangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta serta lembaga terkait untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai implementasi kebijakan penanganan sampah di Kota Yogyakarta. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer, yaitu hasil wawancara langsung dengan dinas terkait, serta data sekunder yang meliputi berita, situs web, buku, video, dan jurnal relevan. Data tersebut dianalisis dan dilakukan triangulasi metode untuk memastikan akurasi informasi yang diperoleh.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta telah menerapkan beberapa kebijakan, seperti Gerakan Zero Sampah Anorganik yang mewajibkan pemilahan sampah dari sumbernya. Ini didukung oleh Surat Edaran No. 660/6123/SE/2022 tentang Gerakan Zero Sampah Anorganik dan Surat Edaran No. 600.1.17.3/4438/SE/2023 tentang Penanganan Darurat Sampah. Implementasi kebijakan penanganan darurat sampah di Yogyakarta telah menimbulkan berbagai konflik sosial yang memerlukan perhatian khusus. Namun, kebijakan ini juga berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong inovasi dalam pengelolaan sampah. Mengatasi penumpukan sampah di Kota Yogyakarta harus menjadi prioritas dengan memperbarui infrastruktur, meningkatkan layanan di daerah rawan, dan melaksanakan program berbasis komunitas. Perbaikan infrastruktur perlu didukung oleh perencanaan yang matang, anggaran yang memadai, dan kerjasama dengan sektor swasta. Kampanye pendidikan masyarakat juga sangat penting untuk mengurangi volume sampah, mengatasi ketegangan sosial, serta menciptakan lingkungan yang bersih dan masyarakat yang peduli.