PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR REAKSI CAMPURAN MINYAK JARAK DAN MINYAK KEDELAI TERHADAP SIFAT BIODIESEL

Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu energi yang sangat mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak yang terus meningkat, dapat mengakibatkan kelangkaan dan penipisan stok akan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Untuk mengatasi kelangkaan energi tersebut, perlu adanya pengalihan ke energi alternatif atau energi yang dapat diperbaharui. Biodiesel merupakan energi alternatif yang dapat diperbaharui dan cocok dikembangkan, karena proses pembuatannya menggunakan bahan yang tersedia di alam dan dapat diperbaharui. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik pengaruh waktu dan temperatur reaksi campuran minyak jarak dan minyak kedelai terhadap sifat biodiesel. Tahap awal penelitian ini dilakukan dengan mencampurkan minyak jarak 70% dengan minyak kedelai 30%, lalu membuat variasi waktu dan temperatur 30 Menit 60°C, 60 Menit 60°C, 90 Menit 60°C, 30 Menit 90°C , 60 Menit 90°C, 90 Menit 90°C, 30 Menit 120°C, 60 Menit 120°C , 90 Menit 120°C. Langkah selanjutnya adalah proses esterifikasi dengan menggunakan pereaksi metanol dan katalis asam sulfat (H2SO4), dengan waktu reaksi 60 menit dan temperatur reaksi 60°C. Kemudian dilanjutkan dengan proses transesterifikasi dengan menggunakan pereaksi metanol dan katalis basa homogen (KOH) dengan waktu reaksi 60 menit dan temperatur reaksi 60°C. Hasil dari penelitian pengaruh waktu dan temperatur reaksi campuran minyak jarak dan minyak kedelai terhadap sifat biodiesel dapat disimpulkan, bahwa nilai densitas dan flash point sudah memenuhi SNI 7182-2015 dengan nilai densitas terendah pada menit 30 temperatur 120°C dengan nilai 858,883 kg/m³, dan nilai densitas paling tinggi pada menit 60 temperatur 120°C dengan nilai 878,133 kg/m³ dan nilai flash point terendah diperoleh pada menit 90 temperatur 120°C dengan nilai 183,55°C dan nilai flash point paling tinggi diperoleh pada menit 90 temperatur 60°C dengan nilai 196,45°C. Nilai viskositas yang diperoleh tidak semua memenuhi SNI 7182-2015, hanya pada menit 90 temperatur 90°C dengan nilai 5,749836 cSt dan untuk nilai kalor, nilai yang dihasilkan cenderung mengalami peningkatan seiring dengan lamanya waktu pemanasan. Nilai kalor terendah diperoleh pada menit 30 temperatur 90°C dengan nilai 8902,5337 cal/g dan nilai kalor paling tinggi diperoleh pada menit 30 temperatur 120°C dengan nilai 9081.98065 cal/g. Dalam penelitian ini diperoleh kondisi paling optimal yaitu pada sampel 90 menit dan temperatur 90°C, karena pada sampel tersebut baik nilai densitas, viskositas dan flash point yang dihasilkan berada pada SNI 7182-2015