HUBUNGAN HUJAN -DEBIT BERDASARKAN SENSITIVITAS PERUBAHAN LANDUSE DENGAN PROGRAM ARCSWAT (DAMPAK PERUBAHAN DEBIT AKIBAT TRASE JALAN TOL)

<p><span xss=removed>Perencanaan tata guna lahan merupakan kegiatan yang memerlukan banyak pertimbangan. Dalam mewujudkan perencanaan tata guna lahan yang memberikan manfaat berkelanjutan (sustainability), diperlukan generasi yang handal dan kerja sama pemerintah. Pengambilan keputusan yang salah dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Berkurangnya daerah resapan air dan banyaknya limpasan permukaan air yang dapat menimbulkan bencana alam. Perubahan tata guna lahan menjadi trase jalan tol diwilayah Klaten mengalami transformasi fungsi lahan dari sector pertanian ke sektor non pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perubahan landuse akbiat adanya trase jalan tol yang memperngaruhi sensitivitas lahan. Metode pada penelitian ini menggunakan aplikasi <em>Soil and Water Assessment</em> (<em>SWAT</em>) dengan memodelkan daerah aliran Sungai Dengkeng secara otomatis dengan <em>Data Elevation Model</em> (<em>DEM</em>) dan input data iklim serta jenis tanah yang sama. Proses pemodelan trase jalan tol pada daerah aliran Sungai Dengkeng menggunakan <em>Data Elevation Model</em> (<em>DEM</em>) yang berbeda, sesuai rancangan elevasi trase jalan tol dan input data iklim serta jenis tanah yang sama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan DAS Dengkeng memiliki 35 subdas dan DAS Dengkeng trase jalan tol memiliki 33 subdas akibat berubahnya cabang aliran sungai karena pengaruh elevasi permukaan akbiat adanya trase jalan tol. Debit rata-rata yang dihasilkan dari data penggunaan lahan 2014 sebesar 23,45 m?3;/s dan debit rata-rata penggunaan tata guna lahan tol sebesar 23,02 m?3;/s, menggambarkan bahwa area yang dihasilkan mempengaruhi area resapan dan debit sungai yang dihasilkan.</span></p>