PERBANDINGAN METODE KONVENSIONAL DENGAN PRACETAK PELAKSANAAN PLAT LANTAI KONSTRUKSI BETON GEDUNG 4 LANTAI

<p>Semakin berkembangnya teknologi, metode pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi kian mengalami perubahan. Inovasi baru makin banyak ditemukan dalam pelakasanaan sebuah proyek. Inovasi baru tersebut merupakan upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam sebuah proyek, dengan menekan biaya yang dikeluarkan namun dengan hasil yang memuaskan. Dengan ditemukannya banyak metode baru ini, diharapkan pelaksanaan sebuah proyek dapat selesai dengan waktu yang lebih tepat dan harga terjangkau. Salah satu macam metode pelaksanaan yang kini banyak diaplikasikan di negara maju yaitu metode beton pracetak. Pada penelitian ini, perbandingan metode pelaksanaan plat lantai dibandingkan antara metode konvensional (<em>cast in situ</em>) dengan pracetak <em>half salb</em> dengan memepertimbangkan baiaya dan waktu durasi pekerjaannya. Data dalam penelitian ini diambil dari gambar bangunan yang kemudian menghitung rencana anggaran biaya serta durasi waktu pengerjaan setiap metodenya. Perhitungan biaya dan waktu setiap metode dilakukan pada proyek asrama Muallimin dengan bangunan 4 lantai di Bantul, Yogyakarta. Plat lantai yang dihitung hanya plat lantai 2 sampai dengan dak saja. Dari hasil penielitian ini didapat bahwa pelaksanaan plat lantai metode konvensional membutuhkan biaya sebesar Rp 1.692.033.077,92,- dengan waktu 103 hari, sedangkan metode pracetak membutuhkan baiaya Rp 2.071.051.977,91 dengan waktu 63 hari. Dari penielitian ini didapat bahawa perbandingan metode pelaksanaan plat lantai menggunakan metode konvensional dan pracetak adalah Rp 379.018.899,98,- lebih murah metode konvensional dengan perbedaan waktu pengerjaan 40 hari lebih lambat dari metode pracetak.</p>