Maheva Azhar Nabilla (2021) THE ROLE OF NON-GOVERNMENT ORGANIZATION IN HANDLING VIOLENCE AGAINST WOMEN DURING PANDEMIC COVID-19 (CASE STUDY OF RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER, YOGYAKARTA). S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (517kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (230kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (115kB)
Bab I.pdf
Download (478kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (559kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (830kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (12kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (247kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (342kB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (537kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract
Peraturan mungkin penting untuk membatasi dan mencegah penyebaran COVID-19, tetapi peraturan tersebut juga berdampak buruk bagi perempuan yang hidup dalam risiko kekerasan berbasis gender. Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi di area privat, seperti di rumah dan di area publik, seperti di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dan kendala Women Crisis Center Rifka Annisa dalam menangani korban kekerasan terhadap perempuan selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan, seperti buku, website resmi, jurnal dan artikel. Kemudian, data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak terkait. Berdasarkan lima indikator penanganan kekerasan terhadap perempuan, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pertama, pelayanan kesehatan gratis bagi klien merujuk pada rumah sakit/puskesmas yang bekerjasama dengan Rifka Annisa. Kedua, di titik akomodasi, Rifka Annisa Women Crisis Center membuka 'drop in shelters' untuk klien, dan protokol kesehatan tidak ditegakkan secara ketat. Klien hanya menggunakan masker dan menjaga kebersihan. Ketiga, sistem konseling yang sebelumnya offline menjadi online melalui hotline utama dan klien mengisi formulir. Ada juga hotline darurat aktif selama 24 jam. Keempat, advokasi kasus mengalami kendala karena persidangan dilakukan secara online, seperti sinyal yang tidak stabil. Kelima, Klien mendapatkan pendampingan online seperti assessment untuk mengetahui kebutuhan Klien.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Pemerintahan S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 13 Dec 2021 03:14 |
Last Modified: | 13 Dec 2021 03:14 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/7102 |