PERAN POLISI WANITA INDONESIA DALAM UNITED NATIONS MISSION STABILIZATION IN HAITI (MINUSTAH) UNTUK MENDUKUNG PEACEBUILDING

Seiring dengan berakhirnya perang dingin, peran dan tanggung jawab peacekeeper mulai bergeser Tugas MPP PBB berubah dari misi tradisional yang mengedepankan tugas militer menjadi misi yang lebih luas. Peningkatan konflik yang bersifat asimetris seperti ancaman kelompok bersenjata, terorisme dan radikalisme serta penyakit menular menciptakan tantangan baru bagi peacekeeper. Haiti merupakan negara yang memiliki konflik yang bersifat asimetris di dalam negerinya sendiri dan membutuhkan adanya peacebuilding. Misi Perdamaian PBB telah ada di Haiti sejak tahun 2004, namun pada pelaksanaannya ditemukan beberapa kasus pelecehan yang dilakukan oleh peacekeeper kepada masyarakat sipil. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk menjelaskan peran Polisi Wanita Indonesia sebagai Peacekeeper yang tergabung dalam UN Police dalam mendukung peacebuilding di Haiti pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017. Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian primer dan sekunder melalui dokumen serta wawancara kepada pihak terkait dengan menggunakan teori peran dari Soerjono Soekanto serta konsep Gender and Peace Operation dari Sjoberg. Pada penelitian ini ditemukan bahwa peran Polwan Indonesia dalam peacebuilding di Haiti adalah mendampingi kegiatan Kepolisian Haiti bukan hanya pada administrasi saja namun dalam kegiatan di lapangan. Pada MINUSTAH, Polwan juga menunjukan keterwakilan perempuan dalam misi. Dimana dari 13 personel yang terpilih mengikuti MINUSTAH, 5 diantaranya adalah Polwan.