STEREOTYPE BUDAYA JAWA DALAM FILM HOLYYWOOD

Penelitian ini merupakan penelitian untuk menganalisis bagaimana Budaya Jawa di deskripsikan dalam film Java Heat. Film ini diproduksi oleh Margate House Film dan disutradarai Conor Allyn yang merupakan sutradara dari Hollywood. Film ini merupakan film lintas negara karena dikerjakan oleh pemain maupun kru yang berasal dari Hollywood dan Indonesia meskipun penggarapannya dilakukan di Indonesia. Film ini menceritakan bagaimana budaya Jawa dijadikan sebagai latar dari setiap adegannya dengan menggambarkan kehidupan kraton, sultan, putri sultan, abdi dalem, dan adanya perebutan kekuasaan atau tahta didalamnya yang justru didalangi oleh orang kepercayaan Sultan sendiri yaitu sepupunya. Dalam perebutan kekuasaan ini kemudian ditambahi oleh adegan-adegan terorisme yang dilakukan atas kerjasama jaringan teroris dengan abdi dalem maupun jihadis yang merupakan orang Jawa.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis tanda yang mengarah kepada pelabelan budaya Jawa sebagai budaya yang tidak lagi ramah, nyaman, cinta damai, dan masih menjunjung tinggi adat maupun norma-norma ketimuran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika intrepretatif yang bersifat kualitatif. Metode analisis yang digunakan peneliti adalah menggunakan pendekatan semiotika model Roland Barthes dengan memperhatikan dan menjelaskan pada tanda-tanda yang terdapat dalam film Java Heat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat stereotip-stereotip negatif dalam budaya Jawa. Postkolonialisme tidak hilang dalam pelabelan ini dimana Hollywood tetap menganggap bahwa budaya Jawa sebagai budaya yang ketinggalan zaman, masyarakatnya sebagai masyarakat yang penurut, gampang terprovokasi, serta masih melakukan kegiatan-kegiatan aneh dan mempercayai hal-hal yang mistis atau klenik. Hollywood juga beranggapan bahwa masyarakat Jawa religius sebagai akar dari serangkaian kegiatan terorisme yang terjadi. Citra orang Jawa pun sebagai masyarakat yang santun dan sopan terbiaskan oleh akulturasi budaya Barat.
Kata kunci : Analisis Semiotika, Stereotip, Budaya Jawa, Film Java Heat