STRATEGI KOMUNIKASI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM SOSIALISASI PROGRAM LIFE SKILL PADA WARGA BELAJAR

Penelitian ini berusaha menganalisa strategi komunikasi Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Temanggung dalam mensosialisasikan program life skill kepada warga belajar, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi komunikasi yang digunakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Temanggung dalam mensosialisasikan program life skill kepada warga belajar. Sosialisasi dilakukan oleh Sanggar Kegiatan Belajar dengan tujuan agar meningkatkan motivasi dan ketertarikan masyarakat, khususnya warga belajar dalam mengikuti program life skill sebagai bekal dalam bekerja ataupun berwirausaha. Kerangka teori dalam penelitian ini mengacu pada bagaimana agar proses sosialisasi dapat berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan adanya strategi komunikasi yang baik pula, karena dalam sosialisasi perlu adanya suatu perencanaan yang baik, guna mendukung kelancaran dalam pelaksanaan, dan juga perlu adanya evaluasi guna mengetahui efektifitas dari proses sosialisasi program life skill tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah warga belajar peserta program life skill. Obyek penelitian ini adalah strategi komunikasi yang dilakukan Sanggar Kegiatan Belajar dalam mensosialisasikan program life skill kepada warga belajar. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Trianggulasi digunakan dalam rangka mencari keabsahan data dan validitas data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang diterapakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar dalam mensosialisasikan program life skill kepada warga belajar telah dilakukan dengan baik. Media komunikasi yang digunakan adalah dengan media tatap muka, melalui media tatap muka ini, pihak Sanggar Kegiatan Belajar dapat mengetahui secara langsung respon yang diberikan oleh khalayak sasaran. Sanggar Kegiatan Belajar juga menggunakan media lain seperti leaflet, brosur, dan media luar ruang, namun tidak menggunakan media massa karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh Sanggar Kegiatan Belajar, sehingga informasi tentang program life skill ini tidak diperoleh oleh masyarakat secara menyeluruh.