KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR DI DAERAH PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA TAHUN 2018 (Studi Kasus Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat)

Masyarakat lokal daerah perbatasan di Indonesia adalah tema yang menarik perhatian serius dari semua pihak, baik dari masyarakat perbatasan itu sendiri, pemerintah daerah perbatasan, pemerintah pusat dan seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat daerah perbatasan cenderung termasuk dalam kategori masyarakat yang tertinggal dari berbagai aspek di antaranya adalah aspek pendidikan. Pendidikan yang bagus tidak terlepas dari fasilitas sekolah yang memadai, sarana seperti gedung, kelas, meja, kursi dan sebagainya sangat menunjang proses belajar mengajar. Kabupaten Kapuas Hulu, khususnya Kecamatan Badau letak geografisnya berdekatan dan berbatasan langsung dengan Lubok Antu (Malaysia) menjadikan Badau penuh dengan permasalahan sosial di antaranya permasalahan pendidikan. Adanya keterbatasan pelayanan dan fasilitas yang diberikan dari negara kepada masyarakat perbatasan menyebabkan masyarakat Badau terlantar dalam dunia pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan pendidikan dasar di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, dengan lokasi penelitian dilaksanakan di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Jenis penelitian ini merupkan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan metode riset Nvivo dengan sumber data primer berupa keterangan dari responden dan data sekunder berupa jurnal, buku, koran dan website yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data wawancara yang dilakukan di tiga sekolah dasar yang lokasinya berdekatan dengan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia-Malaysia, observasi pengamatan langsung di ketiga sekolah dasar tersebut dan dokumentasi berupa hasil monev, laporan BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dan laporan pembangunan sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas Hulu.
Berdasarkan hasil dalam penelitian yang telah dilakukan bahwasanya kualitas pelayanan pendidikan dasar di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2018 masih kurang terutama dalam hal keterbatasan personil berupa ketersediaan guru layak yang sesuai kualifikasi Permendikbud, kualitas bangunan sekolah yang belum memadai seperti ruang kelas yang kurang, belum memiliki perpustakaan yang menyebabkan keterbatasan bahan ajar bahkan terdapat sekolah yang belum memiliki halaman dan belum mendapatkan aliran listrik.
Dengan hasil penelitian tersebut maka penelitian ini memiliki rekomendasi berupa perlunya peningkatan mulai dari presentase ketersediaan guru layak, ruang kelas yang baik, tersedianya perpustakaan yang baik, tersedianya halaman sekolah, serta keseluruhan sekolah yang seharusnya sudah mendapatkan aliran listrik. Di tambah perlunya perhatian serius dari pemerintah daerah perbatasan, pemerintah pusat dan seluruh masyarakat Indonesia dikarenakan daerah perbatasan merupakan wajah dari sebuah negara untuk hal ini adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena wilayah perbatasan merupakan pintu masuk bagi pihak asing yang berkepentingan dan memiliki tujuan untuk masuk ke wilayah Negara Kesatuan Repulik Indonesia.