METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK (STUDI KASUS KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB-B)

Komunikasi terapeutik melalui Metode Maternal Reflektif diberikan kepada anak tunarungu sebagai upaya agar anak tunarungu memiliki keterampilan dalam berbahasa verbal. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mendiskripsikan Metode Maternal Reflektif dalam komunikasi terapeutik pada anak tunarungu di SLB-B Karnnamanohara. Pada penelitian ini digunakan teori komunikasi terapeutik untuk menganalisis permasalahan dalam penelititan ini. Jadi komunikator yakni guru sebagai seorang profesional memiliki peranan dalam mengkomunikasikan suatu terapi kepada anak tunarungu melalui Metode Maternal Reflektif, berdasarkan perasaan dan emosi serta tentunya membentuk adanya kepercayaan didalamnya. Sehingga dapat tercapai suatu tujuan dari komunikasi terapeutik. Metode Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yakni studi kasus untuk menganalisis proses kegiatan komunikasi terapeutik melalui Metode Maternal Reflektif. Maksudnya didalam Metode Maternal Reflektif terdapat pendekatan-pendekatan yang berorientasi bahasa dimasing-masing jenjangnya dan hal tersebut akan dianalisis didalam penelitian ini. Guru sebagai profesional mengimplementasikan komunikasi terapeutik menggunakan pendekatan personal yang ditunjukkan dalam percakapan dari hati ke hati yang dibantu metode tangkap dan peran ganda dengan memberikan perhatian pada keterarahwajahan dan keterarahsuaraan. Komunikasi terapeutik ini berdasarkan perasaan dan emsoi yang ditunjukkan melalui empati dalam percakapan dari hati ke hati. Guru membentuk kepercayaan dalam komunikasi terapeutik dengan membangun suatu keramahan didalam keterbukaan. Perencanaan komunikasi terapeutik berupa pendekatan-pendekatan yang berorientasi bahasa yang sesuai masing-masing jenjang dalam Metode Maternal Reflektif. Komunikasi terapeutik melalui Metode Maternal Reflektif pada anak tunaurungu bertujuan guna meningkatkan kehormatan anak sebagai makhluk sosial, memperjelas indentitas pribadi dan meningkatkan integrasi pribadi, membentuk keintiman dengan kapasitas memberi dan menerima cinta, serta memberikan kepuasan terhadap kebutuhan bahasa sehingga mencapai suatu purna-bahasa