PENILAIAN DAN KINERJA SOSIAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI BPR SWADARMA ARTHA NUSA DAN BPR SWADHARMA BANGUNTAPAN CAB. GODEAN

Banyak lembaga keuangan mikro yang mempunyai misi dan komitmen untuk membuka akses pada kelompok miskin dan yang terpinggirkan Sejalan dengan kecenderungan di industri, lembaga keuangan mikro ini telah mengadopsi seperangkat indikator finansial lewat bentuk pelaporan dan petunjuk pelaporan untuk menentukan “tingkat kesehatan bank”. Namun di sisi lain tidak ada seperangkat indikator kinerja sosial untuk menilai “kesehatan bank”. Kini kecenderungan global mulai berubah setelah World Social Forum merekomendasikan kinerja sosial sebagai indicator. Industri keuangan mikro tidak lagi hanya menggunakan financial indicator namuan muai menggabungkan dengan “social indicator”. Penilaian kinerja social (social performance) merupakan proses yang dilakukan oleh lembaga keuangan untuk megukur kaitan antara kinerja sosial dengan misi dan tujuan lembaga yang telah diumumkan ke publik. Hal ini dilakukan karena bisa saja terjadi lembaga yang mencantumkan “visi, misi dan tujuan” yang peduli terhadap rakyat ternyata dalam kenyataannya tidak pro terhadap rakyat. Kinerja financial tidak bisa mengukur kaitan antara visi, misi, tujuan lembaga dengan apa yang secara riil dilakukan. Oleh karena itu identifikasi variable, criteria dan indicator keberhasilan lembaga keuangan mikro dalam menjalankan misi dan tujuannya menjadi amat penting sebagai pegangan bagi kepentingan evaluasi internal dan eksternal. Penilaian kinerja sosial itu dilakukan pada 4 dimensi yaitu (1) seberapa jauh lembaga keuangan mikro bisa menjangkau mereka yang miskin dan yang tersisih, (2) seberapa jauh lembaga keuangan mikro bisa menyesuaikan pelayanan dengan kenyataan kelompok miskin dan terpinggirkan yang selalu dianggap tidak bankable, (3) seberapa jauh tanggung jawab diberikan oleh lembaga keuangan mikro pada nasabahnya, dan (4) seberapa besar tanggung jawab lembaga pada masyarakat setempat.