HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG CARA MEMPERTAHANKAN PRODUKSI ASI TERHADAP PEMENUHAN ASI EKSLUSIF DI KOTA YOGYAKARTA

Indonesia memiliki sekitar 6,7 juta balita (27,3%) masih menderita kekurangan gizi dan 1.5 juta diantaranya menderita gizi buruk. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah ini, antara lain dengan mengusahakan perbaikan gizi dimulai sejak bayi dalam kandungan, disertai pemberian ASI eksklusif terhadap bayi sejak usia 0 ± 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara mempertahankan produksi ASI terhadap pemenuhan ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu bekerja yang memiliki bayi dengan usia 6-12 bulan yang berada di Kota Yogyakarta. Sampel penelitan adalah 30 responden dan teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2011. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner dan pertanyaan. Analisa data menggunakan analisa chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 responden, pada ibu yang bekerja yang memiliki pengetahuan tinggi tetapi tidak memenuhi ASI eksklusif sebanyak 6 responden (20,0%) dan yang memenuhi ASI eksklusif sebanyak 17 responden (56,7%). Ibu yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 6 responden (20,0%) dan ibu yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 1 responden (3,3%) tidak memenuhi ASI eksklusif. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara mempertahankan produksi ASI semakin tinggi capaian pemenuhan ASI eksklusif yang dapat dilihat dari tingkat probabilitas 0,003 atau lebih kecil dari taraf probabilitas 0,05 (Ha diterima).