PERSEPSI ORANG DENGAN HIV/AIDS(ODHA) DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG STIGMA DAN DISKRIMINASI TERKAIT INFEKSI HIV/AIDS DI PELAYANAN KESEHATAN

Latar belakang : Human Imunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Imunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Menyebarnya kasus HIV/AIDS akan diiringi dengan berkembangnya stigma negatif bagi ODHA. Stigma negatif akan menyebabkan banyaknya tindakan diskriminatif baik pada pelayanan kesehatan maupun kehidupan bermasyarakat Stigma terkait HIV/AIDS seringkali terbentuk dari konotasi negatif tentang keterkaitan HIV dengan perilaku seksual menyimpang, ketakutan akan tertular yang berlebihan dan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat. Stigma negatif terhadap ODHA akan menimbulkan perasaan tidak enak dan malas untuk mencari pengobatan. Sehingga penting untuk menanyakan pada pasien ODHA bagaimana persepsi mereka tentang pelayanan yang diberikan.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh Tenaga kesehatan dan seluruh ODHA di DIY. Sampel penelitian diambil berdasarkan teknik purposive sampling dengan teknik snowball-sampling. Penelitian dilaksanakan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas Gedongtengen dan Puskesmas Ngampilan serta komunitas Victory Plus Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2019. Data dikumpulkan dengan indepth interview, kemudian hasil wawancara ditranskrip secara verbatim. Data hasil transkrip dianalisa dengan metode thematic-analysis. Setelah melalui proses transkrip secara verbatim, peneliti melakukan pengkodean untuk selanjutnya membagi data dalam beberapa kategori dan tema. Triangulasi dilakukan dengan wawancara mendalam dengan bagian pengendalian penyakit menular dinkes provinsi DIY
Hasil : Berdasarkan hasil thematic- analysis didapatkan 17 tema dan 58 sub tema. Partisipan ODHA maupun tenaga kesehatan masih menemui dan atau mengalami kasus stigma dan diskriminasi terkait HIV/AIDS di fasilitas kesehatan. Bentuk stigma dan diskriminasi yang umum di temukan terbagi menjadi 4 kategori , yaitu penolakan dalam pelayanan, pelayanan yang tidak sesuai, penggunaan APD yang berlebihan dan menjaga jarak dari pasien, serta penghinaan dan penghakiman. Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya stigma antara lain kurangnya pengetahuan HIV/AIDS, ketakutan akan tertular dan persepsi bahwa HIV erat dengan perilaku yang menyimpang.
Kesimpulan : Masih dijumpai stigma dan diskriminasi terkait HIV/AIDS di pelayanan kesehatan. Tetapi menurut partisipan kualitas pelayanan kesehatan terkait HIV/AIDS sudah baik karena lebih ramah ODHA, penanganan yang baik, obat obatan memadai karena dijamin pemerintah. Diskriminasi di fasilitas kesehatan sudah banyak berkurang dan adanya pendampingan sebaya didukung LSM menambah poin plus bagi kualitas pelayanan HIV di DIY.