PENERIMAAN KHALAYAK PEMILIH PEMULA DI YOGYAKARTA TERHADAP IKLAN CALON PRESIDEN PERIODE 2014-2019.

Berangkat dari jumlah partisipasi pemilih pemula pada setiap pemilu yang menyentuh persentase 15-20% dari total jumlah pemilih yang terdaftar dalam pemilu, tentu jumlah tersebut tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Namun asumsinya pemilih pemula cenderung apatis terhadap politik dan pemilu hanya menjadi ajang untuk ikut-ikutan saja, serta acap kali menentukan pilihannnya hanya berdasarkan hubungan emosional misalnya, orang tuanya cenderung ke A dia ikut ke A. Oleh sebab itu akan menjadi sesuatu hal yang menarik bagi peneliti melihat bagaimana penerimaan pemilih pemula dalam melihat tayangan iklan politik. Penelitian ini menggunakan metode reception analysis dengan pendekatan kualitatif mengenai penerimaan pemilih pemula di Yogyakarta terhadap iklan kampanye politik pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK pada Pilpres 2014 serta faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan mereka terhadap suatu konten iklan politik. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara yang mendalam (dept interview) terhadap lima informan yang dipilih. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa kelima informan yang menjadi sumber data penelitian ini memiliki variasi penerimaan yang berbeda, karena faktor-faktor yang memengaruhi mereka. Penerimaan mereka sebagai pemilih pemula lebih banyak didasarkan pada preferensi keluarga, daerah asal, pendidikan, dan rekam jejak sang calon. Berdasarkan hasil penelitian ini maka ditarik kesimpulan bahwa pemilih pemula telah memiliki preferencenya sendiri, dan pemilih pemula tidak hanya menjadi swing voter yang bisa dipengaruhi oleh tayangan iklan politik.