LAODE MUHAMMAD FATHUN (2016) KEBIJAKAN GEOPOLITIK POROS MARITIM DI ERA JOKOWI DISUSUN OLEH. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Cover.pdf
Download (36kB)
Halaman Judul.pdf
Download (144kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Download (425kB)
Abstract.pdf
Download (158kB)
Bab I.pdf
Download (394kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (626kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (547kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (804kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (215kB)
Daftar Pustaka.pdf
Download (179kB)
Naskah Publikasi.pdf
Download (587kB)
Abstract
ABSTRAKSI
La Ode Muhamad Fathun, 20141060058, dengan “Kebijakan Geopolitik Poros Maritim Di Era Jokowi”, dibawah bimbingan Surwandono, pada Magister Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kebijakan geopolitik poros maritim Jokowi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis sebagai tipe penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data pada karya tulis ini adalah dengan cara wawancara, dokumen, pengamatan langsung, observasi partisipan dan untuk menambah data karya ini ditambahkan dengan telaah pustaka (library research), dengan berupaya mengumpulkan data- data yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti seperti, buku, jurnal, tabloid, surat kabar, dan internet. Dengan tempat penelitian seperti Perpustakaan Nasional di Jakarta, Kementrian Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya di Jakarta serta Badan Keamanan Laut Di Jakarta. Kemudian teknik analisa data menggunakan teknik analisa kualitatif serta metode pengambilan kesimpulan dengan cara deduktif. Hasil penelitian ini yakni ada dua faktor yang mempengaruhi munculnya kebijakan geopolitik poros maritim Jokowi. Faktor tersebut adalah A) Faktor Interpretasi ideologis. Faktor ini berkaitan dengan proses perumusan kebijakan geopolitik poros maritim Jokowi dipengaruhi oleh titipan ideologis. Titipan ideologis tersebut berupa pengaruh partai politik, elit politik, tim sukses. Proses perumusan itu, mengambil paradigma ideologis Soekarno berupa nilai-nilai Pancasila serta konsep Trisakti. Kedua ideologis tersebut kemudian melahirkan visi dan misi Jokowi yang di bentuk dalam agenda Nawacita: B) Faktor struktur geopolitik terkait ancaman keamanan maritim Indonesia. Postur geopolitik Indonesia yang strategis sebagai negara kepulauan yang berbatasan dengan 10 negara Asia Pasifik serta tumpuan dua Samudra Hindia dan Samudra Pasifik menjadikan Indonesia rawan akan keamanan maritim tradisional dan non tradisional. Keamanan tradisional menyangkut sengketa batas wilayah laut dengan 10 negara dan 8 sengketa belum terselesaikan terutama dengan Malaysia. Sedangkan ancaman non tradisional menyangkut terjadinya illegal fishing yang menjadikan produktifitas hasil tangkap nasional menurun. Ancaman illegal drugs dimana Indonesia adalah menjadi salah satu basis konsumen para kartel narkoba internasional dengan keuntungan 12 triliun setiap tahun. Ancaman illegal arms dimana Indonesia menjadi sasaran masuknya senjata-senjata illegal yang di suplai melalui laut sebagai pendukung pemberontakan-pemberontakan separatisme. Serta ancaman maritime terrorism dimana posisi Indonesia sebagai jalur perdagangan internasional menjadikan para pembajak dan perompak bersenjata untuk melakukan aksi pembajakan terhadap kapal-kapal yang melintasi laut. Terkhusus Indonesia yang sering terjadi di Selat Malaka.
ix
ABSTRACTION
La Ode Muhammad Fathun, 20141060058, with "Geopolitics of Poros Maritime Policy in the Era of Jokowi", under the guidance of Surwandono, at Departement Master of International Relations, Faculty of Graduate Studies, University of Muhammadiyah Yogyakarta. The purpose of this paper is to identify and explain the factors that influence the emergence of geopolitical pivot maritime policy Jokowi. The method used is descriptive analysis as a type of research. While data collection techniques in this paper is by way of interviews, documents, direct observation, participant observation and to add to this work the data added to the literature review (library research), to attempt to collect data that relate to the problems studied like, books , journals, tabloids, newspapers, and internet. With a study like the National Library in Jakarta, the Ministry of Maritime Affairs and Resource Coordinator in Jakarta and Maritime Security Agency in Jakarta. Then the data analysis using qualitative analysis techniques and methods by way of deductive conclusions. The results of this study that there are two factors that affect the emergence of geopolitical pivot maritime policy Jokowi. These factors are A) Interpretation ideological factors. This factor relates to the process of policy formulation geopolitical pivot Jokowi maritime influenced by ideological surrogate. The ideological surrogate form of the influence of political parties, the political elite, successful team. The process of formulating the ideological paradigm Soekarno take the form of the values of Pancasila and the concept of Trisakti. Both ideological and then gave birth to the vision and mission Jokowi in the form of the agenda Nawacita: B) factors related to the geopolitical structure of the Indonesian maritime security threats. Strategic geopolitical posture Indonesia as an archipelagic country is bordered by 10 countries in Asia Pacific as well as the foundation of two Indian Ocean and the Pacific Ocean made Indonesia vulnerable to traditional maritime security and non-traditional. Traditional security concerns sea boundary dispute with 10 states and 8 unresolved disputes, especially with Malaysia. Meanwhile, non-traditional threats regarding the occurrence of illegal fishing which makes national catch decreased productivity. The threat of illegal drugs where Indonesia is becoming one of the consumer base of the international drug cartels to gain 12 billion every year. The threat of illegal arms which Indonesia is a target entry of illegal weapons were supplied by sea as supporters of separatist rebellions. And the threat of maritime terrorism which Indonesia's position as an international trade lanes make the hijackers and pirates armed to carry out acts of piracy against ships crossing the sea. Especially Indonesia is often the case in the waterway.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Pasca Sarjana > Hubungan Internasional S2 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 25 Jan 2022 06:27 |
Last Modified: | 25 Jan 2022 06:27 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/25398 |