RITA DAMAYANTI (2016) EVALUASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN INKLUSI DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2009-2014. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (763kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (354kB)
Abstract.pdf
Restricted to Registered users only
Download (8kB)
Bab I.pdf
Download (393kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (314kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (850kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (156kB)
Daftar Pustaka.pdf
Download (11kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (633kB)
Abstract
Kota Yogyakarta mempunyai komitmen tinggi terhadap Pendidikan. Salah satunya mengenai pendidikan yang ramah, non diskriminasi dan menjunjung tinggi etika multi kultural. Pemerintah Kota Yogyakarta membuat Peraturan Walikota Nomor 47 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan pendidikan inklusi. Tahun 2012 Kota Yogyakarta mendapatkan penghargaan Inclusive Education Award, yang merupakan penghargaan Inklusi tertinggi di Indonesia dan dianggap telah berhasil melaksanakan Pendidikan Inklusi di Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian dengan metode penelitian kualitatif yang sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber data sekunder dan sumber data primer. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi. Hasil penelitian mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Bridgman dan Davis bahwa indikator evaluasi ada empat, pertama input (masukan) dalam pelaksanaan pendidikan inklusi, dari SDM, dana dan infrastruktur. Seperti infrastruktur disekolah penyelenggara inklusi yang masih sangat minim dan kondisi sarana dan prasana sebagai pendukung pelaksanaan pendidikan inklusi masih sangat terbatas. Contohnya di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta belum mempunyai sarana pendukung seperti kursi roda. Kedua terkait process (proses, proses yang dimulai dari efektivitas, efisiensi sampai dengan perataan kebijakan diterima oleh semua pihak. Pendidikan inklusi bisa diterima oleh pihak yang dijadikan sasaran, namun kadang tidak ada kemauan dari salah satu pihak, padahal sosialisasi sudah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. Ketiga adalah output (hasil), jumlah sekolah inklusi yang ada di Kota Yogyakarta sekarang 58 sekolah. Anak inklusi dengan keterbatasannya bisa mendapatkan prestasi sesuai tujuan yang ditentukan yaitu terpenuhinya anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan hak atas pendidikan yang layak dan memberikan akses seluasluasnya. Keempat adalah outcomes (dampak), dampak negatif masih ditemukan seperti adanya bullying. Dampak positif seperti menumbuhkan solidaritas sesama siswa inklusi atau siswa reguler dan guru bisa memahami karakter siswa inklusi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan inklusi di Kota Yogyakarta cukup efektif misalnya keringanan kurikulum untuk siswa inklusi, usaha juga dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta seperti sosialisasi ke sekolah penyelenggara pendidikan inklusi. Namun ada beberapa yang harus ditingkatkan seperti infrastruktur atau sarana prasarana untuk mendukung pendidikan inklusi. Guru memahami adanya siswa inklusi dan jumlah guru pendamping khusus yang masih terbatas, seperti di SMP N 15 Kota Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang hanya ada satu guru pendamping khusus dan itu datang hanya dua kali dalam seminggu. Dengan demikian perbaikan sarana prasarana dan penambahan guru pendamping khusus perlu dilakukan untuk mendukung pelaksanaan pendidikan inklusi
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Pemerintahan S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 14 Jan 2022 02:50 |
Last Modified: | 20 Mar 2024 06:04 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/27148 |