SYAFRISAL HAULUSSY (2016) ANALISIS KONFLIK KEPENTINGAN DAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM PENAMBANGAN EMAS DI PULAU BURU TAHUN 2011 – 2015. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Cover.pdf
Download (28kB)
Halaman Judul.pdf
Download (409kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Download (117kB)
Abstract.pdf
Download (87kB)
Bab I.pdf
Download (383kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (416kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (547kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (180kB)
Daftar Pustaka.pdf
Download (171kB)
Abstract
Penelitian ini berdasarkan temuan emas di Kabupaten Buru pada bulan November 2011. Suyono yang bermimpi bahwa di gunung yang dekat tempat tinggalnya terdapat emas dengan rasa penasaran dan tidak percaya yang begitu besar Suyono mengikuti petunjuk tersebut. Setelah menempuh perjalanan dari rumahnya selama 3 km dengan berjalan kaki maka sampailah Suyono di lereng gunung yang didalam mimpinya dan Suyono mendulang untuk membuktikan adanya emas di gunung Warmoly dan setelah mendulang beberapa hari ternyata benar pak Yono berhasil mendapatkan 4 gr emas murni. Kemudian infromasi tentang penemuan emas di Kabupaten Buru mendatangkan penambang dari berbagai daerah di Indonesia untuk menambang emas. Lahan yang memiliki potensi itu menjadi rebutan hingga terjadinya konflik antara masyarakat Adat dengan masyarakat Ambalau. Untuk dapat menjelaskan dan menggambarkan secara objektif perumusan masalah di atas, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, dan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan wawancara yang dilakukan secara langsung ke objek penelitian. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa kualitatif. Hasil dari penelitian ini ditemukan ada 4 faktor yang mendasar terjadinya konflik di area tambang emas yakni: Adanya Dominasi Lahan Tambang, Klaim Kepemilikan Tanah, Konflik Kebijakan Pertambangan, dan Konflik Pengelolaan Kepentingan di Tambang Emas. Dari ke-4 faktor ini merupakan tahapan konflik dari awal tambang ini dibuka sampai sekarang. Dalam mengatasi konflik melalaui tiga tahapan metode yakni: Perencanaan Manajemen Konflik, Pelaksanaan Manajemen Konflik, dan Evaluasi Manajemen Konflik di tambang emas ilegal, maka dikeluarkanlah Instruksi Gubernur Maluku Nomor 522-1 Tahun 2012 tentang penutupan kegiatan pertambangan dan penanganan penataan kawasan Gunung Botak di Kabupaten Buru. Kemudian Bupati Buru menindak lanjuti dengan mengeluarkan Instruksi Bupati Nomor 1 Tahun 2012 tentang penanganan bencana sosial sebagai dampak dari pengelolaan pertambangan secara liar di Gunung Botak di Kabupaten Buru. Dalam merealisasikan kedua Instruksi ini Pemerintah Daerah beserta Aparat Keamanan menutp area tambang melalui tiga metode yakni: pertama; pre-emtif, kedua; preventif, dan ketiga; represif. Melalui Instruksi Presiden Jokowi Dodo yang langsung berkunjung di Pulau Buru area tambang emas Gunung Warmoly (Gunung Botak) resmi di tutup.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | KONFLIK, MANAJEMEN KONFLIK, PEMERINTAH DAERAH |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Pemerintahan S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 15 Jul 2023 07:23 |
Last Modified: | 15 Jul 2023 07:23 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/27184 |