GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF DALAM MENINGKATKAN POTENSI DAERAH DALAM BIDANG PARIWISATA

Potensi daerah dalam bidang pariwisata merupakan sebuah aset unggulan daerah Gunungkidul yang semakin berkembang.Dalam hal ini penulis mengambil studi kasus daerah Gunungkidul.Peningkatan potensi daerah dalam bidang pariwisata tidak lepas dengan faktor pemimpin yang dapat merubah Gunungkidul menjadi daerah yang maju berkat pariwisatanya.Kendati demikian selama kepemimpinan Bupati Badingah priode 2011-2015 bermunculan inovasi-inovasi baru terkait obyek wisata yang ada di Gunungkidul.Adanya upaya pemerintah Gunungkidul dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata, disinyalir adanya dorongan yang kuat dari Bupati Badingah untuk dapat memotivasi pegawainya dalam memajukan Gunungkidul dalam pariwisatanya.
Hal inilah yang membuat penulis mengambil judul ini, penulis ingin melihat bagaimana karakteristik kepemimpinan transformatif yang diterapkan Bupati Badingah terhadap pegawai dan masyarakatnya dalam meningkatkan pariwisata Gunungkidul. Dengan menggunakan gaya kepemimpinan transformatif dapat mewujudkan inovasi-inovasi baru terkait peningkatan potensi daerah dalam bidang pariwisata.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori kepemimpinan transformatif dengan menggunakan empat karakteristik dalam gaya kepemimpinan transformatif yaitu: Attribut Charisma (dengan indicator keteladanan, jujur, beribawa memiliki semangat), Inspirational Motivation (dengan indicator memberikan motivasi, memberikan inspirasi, percaya diri, meningkatkan optimesme), Intellectual Stimullation (dengan indicator inovatif, professional, pemimpin yang melibatkan masyarakat, kreatif), Individualized Consideration (dengan indicator toleransi, adil, pemberdayaan karyawan, partisipatif, memberikan penghargaan). Dengan demikian akan terlihat bahwa karakteristik transformatif mana yang sering diterapkan Bupati Badingah dalam kinerjanya.
Setelah peneliti melakukan penelitian, baik itu personal kepada Bupati Badingah selaku bupati Gunungkidul, maupun di Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunungkidul selaku stakeholder yang turut membantu dalam pengembangan pariwisata Gunungkidul, maupun di Kantor Bupati Gunungkidul, di Dinas Kehutanan dan perkebunan Gunungkidul terkait karakteristik kepemimpinan transformatif, maupun di Dinas Perindagkop ESDM terkait karakteristik kepemimpinan transformatif, serta salah satu obyek wisata Goa pindul dan masyarakat Gunungkidul untuk mengetaui kinerja Bupat i Badingah dalam meningkatkan pariwisata. Penulis dapat menyimpulkan bahwa salah satu penunjang dalam memajukan suatu daerah adalah faktor pemimpinnya.Pada kasus ini, penulis masih melihat adanya faktor penghambat yang menjadi kendala dalam pengembangan dan pengelolaan obyek wisata Gunungkidul.