IVANA DEVI RAHMA (2022) HUBUNGAN PENGGUNAAN FITUR FILTER SINAR BIRU LAYAR PONSEL PINTAR TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN SINDROM MATA KERING PADA USIA MUDA. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (896kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (222kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (58kB)
Bab I.pdf
Download (252kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (375kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (249kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (267kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (131kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (191kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)
Abstract
Latar Belakang: Sindrom mata kering merupakan penyakit multifaktorial yang menimbulkan gejala tidak nyaman, gangguan penglihatan, dan tear film yang tidak stabil yang mana berpotensi merusak permukaan mata. Pada sindrom ini, permukaan interpalpebralis okuler mengalami kerusakan. Diketahui, populasi muda yang 4 jam secara terus-menerus terpapar gawai memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sindrom mata kering. Menurut survey Kementerian Kominfo tahun 2017, kelompok pengguna ponsel pintar terbanyak adalah kelompok dengan rentang usia 20 s.d 29 tahun (75,95%) kemudian disusul oleh kelompok usia 30 s.d 49 tahun (68,34%). Sinar biru adalah sinar dengan high energy visible (heV) yang merupakan suatu bagian dari spektrum cahaya di antara biru dan violet dan sangat kuat. Sinar biru dihasilkan oleh bohlam fluoresens dan alat-alat elektronik modern. Cahaya ini adalah salah satu penyebab masalah penglihatan. Metode : Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif kuasi eksperimental dan rancangan eksperimental seri atau time series design. Dengan ini, subyek perlakuan yang bertindak sekaligus sebagai subyek kontrol diamati fluktuasinya. Proses pengambilan data dilakukan selama 16 hari dengan rincian: 7 hari pertama untuk pengamatan tanpa perlakuan (kontrol), 1 hari pertama untuk pengisian form OSDI (pre-test), 7 hari kedua untuk pengamatan dengan perlakuan, dan 1 hari kedua untuk pengisian form OSDI (post-test). Eksperimen yang dilakukan adalah intervensi berupa aktivasi dan penggunaan fitur filter sinar biru pada layar ponsel pintar kepada subyek untuk diamati perubahan derajat keparahan sindrom mata kering. Hasil : Pada penelitian, ditemukan bahwa rata-rata skor OSDI pada kontrol lebih tinggi daripada rata-rata skor OSDI setelah diberi perlakuan. Namun, pada analisis uji Wilcoxon didapatkan hasil bahwa penggunaan fitur filter sinar biru tidak berpengaruh terhadap perubahan skor OSDI secara signifikan (P=0,191). Selain itu, pada uji Chi Square didapatkan hasil bahwa aktivasi fitur filter sinar biru ponsel pintar tidak berhubungan dengan kejadian sindrom mata kering (P=0,229). Kesimpulan: Penggunaan fitur filter sinar biru ponsel pintar tidak berpengaruh dan tidak berhubungan terhadap derajat keparahan sindrom mata kering pada usia muda.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | DRY EYE SYNDROME, BLUE LIGHT FILTER, SMARTPHONE, OCULAR SURFACE DISEASE INDEX |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Kedokteran S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 19 May 2022 02:24 |
Last Modified: | 19 May 2022 02:24 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/29028 |