DAMPAK PSIKOSOSIAL PENYINTAS COVID-19 (STUDI KASUS MAHASISWA RANTAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental atau emosional. Sedangkan penyintas covid-19 adalah seseorang yang pernah terpapar atau terkena virus covid-19 dan kemudian dia selamat atau sembuh dari virus covid-19. Rumusan masalahnya adalah bagaimana kondisi psikososial penyintas covid-19, apa dampak dari perubahan kondisi psikososial penyintas covid-19 dan bagaimana cara mengatasinya. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan kondisi psikososial penyintas covid-19, menjelaskan dampak dari perubahan kondisi psikososial penyintas covid-19 dan cara mengatasinya. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif studi kasus dengan teknik pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Penelitian ini berfokus pada psikososial dan penyintas covid-19. Subjek dalam penelitian ini berjumlah lima orang mahasiswa rantau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta laki laki maupun perempuan yang pernah terpapar virus covid-19 dan bisa sembuh dari virus covid-19. Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan wawancara semi terstuktur dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kondisi psikososial penyintas covid-19 menunjukan adanya suatu masalah psikososial, yaitu (1) mudah cemas dan takut, (2) mudah tersinggung dan marah, (4) mudah depresi, (5) takut berinteraksi dengan orang lain, (6) pola makan dan pola tidurnya tidak teratur, (7) trauma, (8) mudah berprasangka buruk dengan orang lain, (9) diskriminasi atau dibedakan di lingkungan masyarakat dan (10) menjadi sering mandi dan membersihkan benda-benda yang berasal dari luar. Adanya perubahan kondisi psikososial tersebut memberikan dampak pada para penyintas covid-19 diantaranya yaitu (1) Pola makan dan pola tidurnya yang tadinya tidak teratur menjadi teratur, hal ini karena subjek rajin berolahraga setelah sembuh dari paparan virus covid-19, (2) subjek menjadi berfikir positif dengan orang-orang yang ada disekitarnya baik itu teman-teman ataupun orang-orang yang berada disekitarnya dan (3) subjek merubah pola fikirnya yang tadinya selalu berfikiran negatif atau berprasangka buruk pada orang lain menjadi pola fikir yang selalu berfikiran positif terhadap orang lain sehingga dapat berprasangka baik terhadap orang lain.