PENGARUH BUDAYA PATIENT SAFETY TERHADAP INTENSITAS KERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

PENGARUH BUDAYA PATIENT SAFETY TERHADAP INTENSITAS KERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL
Yayu Sudarwaty Fitri Haryanti, Elsye Maria Rosa Magister Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Latar Belakang: Mutu pelayanan hams berfokus pada keselamatan pasien (patient safety), sehingga RS Islam Muhammadiyah Kendal menyadari pentingnya budaya patient safety diterapkan dalam seluruh lingkup rumah sakit terutama oleh perawat. Penerapan budaya patient safety oleh perawat dipengaruhi oleh intensitas kerja.
Tujuan penelitian: Mengetahui pengaruh penerapan budaya patient safety terhadap intensitas kerja perawat di RS Islam Muhammadiyah Kendal dalam rangka upaya peningkatan mute pelayanan kesehatan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2010 di RS Islam Muhammadiyah Kendal. Populasi penelitian adalah perawat pelaksana yang bekerja di instalasi rawat inap di RS Islam PKU Muhammadiyah Kendal. Populasi yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel sebanyak 43 orang. Analisis data penelitian menggunakan analisis regresi.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya persepsi, kerjasama intra bagian, dan pemindahan pergantian berpengaruh terhadap intensitas kerja. Semua dimensi budaya patient safety secara bersarna-sama berpengaruh (F-4,567; p-0,000; R2=0,646) terhadap intensitas kerja. Besarnya pengaruh semua dimensi budaya patient safety terhadap intensitas kerja adalah sebesar 64,6%, sedangkan sisanya sebesar 35,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dimensi pemindahan dan pergantian pada budaya patient safety mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap intensitas kerja perawat pelaksana, sedangkan dimensi budaya patient safety yang berpengaruh paling rendah terhadap intensitas kerja adalah dimensi dukungan manajemen.
Kesimpulan: Budaya patient safety relatif lebih tinggi pada perawat pelaksana yang telah bekerja 6-10 tahun dan pada perawat pelaksana yang mempunyai jarak tempat tinggal yang lebih dekat dengan rumah sakit. Secara bersama-sama dimensi budaya patient safety terhadap intensitas kerja perawat pelaksana. Hasil tersebut mengindikasikan penurunan budaya patient safety sejalan dengan peningkatan intensitas kerja perawat pelaksana.
Ritrlavn rairtippit ersiott) IntFmcitnc lrFiria ru.ralunt