DISASTER DIPLOMACY DALAM UPAYA PENINGKATAN KERJASAMA EKONOMI ANTARA JEPANG-INDONESIA DI ERA PANDEMI COVID-19

JEPANG DAN INDONESIA TELAH SEJAK LAMA DIKENAL MERUPAKAN DUA NEGARA YANG MEMILIKI KEDEKATAN, UTAMANYA DALAM BENTUK KERJASAMA EKONOMI SEHINGGA MENCIPTAKAN SUATU KONDISI DIMANA KEDUA NEGARA SALING MEMBUTUHKAN DAN KETERGANTUNGAN. KEMUNCULAN VIRUS COVID-19 DI AWAL TAHUN 2020 DAN MENCIPTAKAN KONDISI PANDEMI DI SELURUH DUNIA MENCIPTAKAN TANTANGAN BAGI HUBUNGAN KEDUA NEGARA. PEMERINTAH JEPANG TELAH BERUPAYA UNTUK MENYUSUN LANGKAH-LANGKAH DEMI MENORMALISASI HUBUNGAN BILATERAL DENGAN MEMANFAATKAN DIPLOMASI DIMASA BENCANA. PENELITIAN INI MENGGUNAKAN KONSEP DISASTER DIPLOMACY ATAU DIPLOMASI BENCANA YANG DIPOPULERKAN OLEH ILAN KELMAN, DAN HASIL YANG DIDAPATKAN MENUNJUKKAN BAHWA PEMERINTAH JEPANG TELAH MELAKUKAN UPAYA-UPAYA YANG SEJALAN DENGAN KONSEP DIPLOMASI BENCANA YAKNI MENGENTASKAN KASUS PANDEMI COVID-19 DI DALAM NEGERI MELALUI CLUSTER-BASED APPROACH, STATE OF EMERGENCY, PROGRAM VAKSINASI MASSAL, DAN MENGOPTIMALKAN BENTUK KERJASAMA EKONOMI BILATERAL SEPERTI ODA DAN IJEPA. DARI LANGKAH-LANGKAH TERSEBUT PEMERINTAH JEPANG JUGA TURUT MENYALURKAN KEPENTINGANNYA DI INDONESIA SEBAGAI NEGARA PENDONOR INVESTASI DAN BANTUAN PINJAMAN TERBESAR.