STRATEGI KOMUNIKASI PENGURUS MASJID JENDRAL SUDIRMAN YOGYAKARTA DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENONTON NGAJI FILSAFAT SELAMA PANDEMI COVID-19 DI KANAL YOUTUBE “MJS CHANNEL”

Pandemi Covid-19 membuat perubahan pada tatanan hidup sosial masyarakat. Termasuk kegiatan masjid yang terpaksa harus dikurangi intensitasnya karena aturan pemerintah. Salah satunya Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta, yang mengubah sistem pengajian yang semula tatap muka, menjadi pertemuan virtual. Ngaji Filsafat sebagai salah satu kajian yang paling banyak diminati di Masjid Jendral Sudirman pelaksanaannya diadakan secara daring di kanal YouTube resminya yaitu MJS Channel. Dari seluruh Masjid di Indonesia kanal YouTube MJS Channel tergolong cepat dalam menaikkan jumlah penonton di era pandemi Covid-19, terutama konten Ngaji Filsafat sebagai konten dengan penonton terbanyak di MJS Channel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi komunikasi pengurus Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta dalam meningkatkan jumlah penonton Ngaji Filsafat di MJS Channel selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Strategi Komunikasi Lima Langkah dari Hafied Cangara, yaitu penelitian, perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan pelaporan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam tahap penelitian, pengurus masjid melihat ada masalah yang berupa pandemi Covid-19, dalam tahap perencanaan dirumuskan bagaimana agara pelaksanaan Ngaji Filsafat tetap bisa dilanjutkan walaupun secara virtual. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan beberapa langkah untuk meningkatkan jumlah penonton Ngaji Filsafat. Di tahap pengukuran, MJS Channel mendapat kesan dan timbal balik postif dari khalayak. Kemudian, tahapan akhir adalah pelaporan, pengurus masjid melakukan evaluasi dan merencakanan langkah apa yang akan diambil untuk membuat program selanjutnya. Selanjutnya, pengurus Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta juga memiliki faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan proses komunikasi tersebut.