PEMBATALAN PERJANJIAN WARALABA HANASHOBU JAPANESENOODLE BAR (STUDI PUTUSAN NOMOR. 837/PDT.G/2021/PN SBY

Perjanjian waralaba menurut prinsipnya merupakan suatu perjanjian yang dilakukan oleh 2 (dua) pihak yaitu pemberi waralaba dan penerima waralaba untuk menjalankan bisnis yang dimiliki oleh pemberi waralaba sesuai dengan sistem yang ditetapkan oleh pemberi waralaba itu sendiri. Dalam sebuah pelaksanaan perjanjian waralaba tentu terdapat kemungkinan terjadinya sebuah permasalahan, seperti yang terjadi kepada Fenty Fransisca dengan Shienny Octavia dan Erwin Gunawan Wijaya yang tercantum dalam Putusan Nomor 837/Pdt.G/2021/PN Sby. Adanya kelalaian dan ketidakpatuhan dari pihak pemberi waralaba selaku tergugat terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku menimbulkan adanya gugatan yang diajukan oleh penggugat kepada Pengadilan terkait pembatalan perjanjian waralaba di antara keduanya. Terjadinya pembatalan perjanjian yang diputuskan oleh majelis hakim dikarenakan adanya faktor perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak tergugat kepada penggugat, yaitu tidak dilakukannya perjanjian waralaba sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 31 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian hukum yuridis normatif dengan teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Dalam penulisan ini diketahui bahwa pihak tergugat melakukan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan pembatalan atau pengguguran perjanjian oleh majelis hakim.