KOMUNIKASI SUPORTIF SAHABAT TERHADAP PASIEN GANGGUAN DEPRESI MAYOR (MAJOR DEPRESSIVE DISORDER) DALAM UPAYA MEMBERIKAN DUKUNGAN EMOSIONAL (STUDI KASUS PASIEN DI YOGYAKARTA)

Gangguan depresi mayor merupakan gangguan kesehatan mental yang membuat penderitanya mengalami perubahan kognitif. Support dari lingkungan sekitar berperan untuk membantu pasien gangguan depresi. Dalam hal ini dibutuhkan komunikasi antarpribadi yang intim. Komunikasi suportif dari sahabat, berperan dalam memberikan dukungan emosional untuk pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses komunikasi suportif sahabat terhadap pasien gangguan depresi mayor dalam upaya memberikan dukungan emosional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara mendalam. Penelitian ini menerapkan teknik purposive sampling untuk mendapat subjek yang sesuai dengan tujuan penelitian.  Analisis data penelitian ini dilakukan melalui empat tahap yaitu: pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sementara itu uji validitas data dengan menggunakan kompetensi subjek yang kredibel, yaitu seorang dengan sahabatnya yang merupakan pasien gangguan depresi dengan diagnosis dari psikolog klinis atau psikiater. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi suportif dapat berlangsung baik dan lancar karena adanya perilaku suportif yang diterapkan dalam hubungan persahabatan. Namun informan sahabat pasangan I dan II tidak sama dalam penerapan perilaku suportif.  Sahabat dalam pasangan I bisa menerapkan seluruh perilaku suportif terhadap pasien berupa: deskripsi, orientasi masalah, spontanitas, empati, persamaan, dan provisionalisme. Sementara sahabat dalam pasangan II menerapkan empat perilaku suportif berupa: orientasi masalah, spontanitas, empati dan persamaan. Pada pasangan II kedua informan belum bisa menerapkan perilaku meninjau kembali pendapat. Sementara itu kedua pasien belum selalu bisa menerapkan perilaku orientasi masalah yaitu keinginan bekerjasama untuk mencari solusi karena terhalang perasaan putus asa yang dialami. Kedua pasang sahabat mampu menerapkan empat dari lima fungsi persahabatan yaitu: berbagi pengalaman, memberi dukungan emosional, sukarela membantu, dan berusaha membuat sahabat bahagia.