PROSES KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM REHABILITASI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) LIDO JAWA BARAT

Permasalahan mengenai penyalahgunaan narkoba di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat mengkhawatirkan. Pemerintah membuat program rehabilitasi untuk menyembuhkan para penyalahguna narkoba dari ketergantungan dan kecanduan, yang diatur pada Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Salah satu tempat rehabilitasi nasional milik Indonesia yaitu Balai Besar Rehabilitasi BNN yang terletak di Lido, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini merupakan untuk mengetahu bagaimana proses komunikasi terapeutik dalam rehabilitasi penyalahgunaan narkoba di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan saat proses rehabilitasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido menentukan beberapa kegiatan di tahap kerja untuk membantu proses pemulihan klien. Seperti kegiatan morning meeting, sharing feeling yang saat itu dirasakan oleh klien, vokasional mulai dari memasak, broadcasting, outing atau outbound, kegiatan budidaya ikan, berkebun hidroponik, olahraga bersama. Konselor dalam komunikasi terapeutik merupakan sebagai seorang yang membantu klien untuk kembali pulih agar tidak lagi melakukan penyalahgunaan narkoba. Pada komunikasi terapeutik ada empat tahap yaitu, tahap pra-interaksi, tahap orientasi, tahap kerja, dan tahap terminasi. Pada tahap pra-interaksi dan tahap orientasi ketiga konselor terhadap kliennya memeriksa kembali data diri, mencari tahu kelebihan dan kekurangan klien. Pada tahap kerja ketiga konselor memiliki perbedaan-perbedaan diantaranya konselor bro Simon membuat klien percaya dengan menanmkan prinsip kerahasiaan, bro Taufan memfokuskan pada permasalahan utama, dan sister Oktavia memberikan sistem reward dan punishment pada kliennya.