Proses Komunikasi Terapeutik Yayasan SAMIN Pada Anak Korban Kekerasan Dalam Rangka Mengembalikan Ruang Publik Anak Di Kabupaten Sleman DIY Tahun 2018-2019

Erlie Aulia (2020) Proses Komunikasi Terapeutik Yayasan SAMIN Pada Anak Korban Kekerasan Dalam Rangka Mengembalikan Ruang Publik Anak Di Kabupaten Sleman DIY Tahun 2018-2019. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

[thumbnail of Halaman Judul] Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf

Download (713kB)
[thumbnail of Lembar Pengesahan] Text (Lembar Pengesahan)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only

Download (147kB)
[thumbnail of Abstrak] Text (Abstrak)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only

Download (15kB)
[thumbnail of Bab I] Text (Bab I)
Bab I.pdf

Download (457kB)
[thumbnail of Bab II] Text (Bab II)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (427kB)
[thumbnail of Bab III] Text (Bab III)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (985kB)
[thumbnail of Bab IV] Text (Bab IV)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (204kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (330kB)
[thumbnail of Lampiran] Text (Lampiran)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (474kB)
[thumbnail of Naskah Publikasi] Text (Naskah Publikasi)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (370kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Studi ini mengkaji tentang analisis masalah anak korban kekerasan termasuk di dalamnya tahapan, teknik, dan metode komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh Yayasan SAMIN di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menurut ketua KPAI, kasus kekerasan pada anak di Indonesia diakibatkan oleh lemahnya pengetahuan masyarakat dan orang tua terhadap makna perlindungan anak. DIY merupakan provinsi yang menempati urutan ke-4 terbanyak tingkat nasional kasus kekerasan pada anak. DIY mengembangkan program kawasan ramah anak yang bekerjasama dengan Forum Anak DIY. Program tersebut merupakan keberlanjutan dan bersangkutan dengan program lainnya sehingga program yang dicetuskan oleh Forum Anak DIY lebih banyak dibandingkan Papua, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah. Pemerintah Kabupaten Sleman menjadi salah satu yang sudah sadar akan pentingnya hak-hak perlindungan untuk diberikan kepada anak. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya program untuk memberdayakan dan melindungi anak yang lebih sistematis, dan beberapa penghargaan yang sudah diraih.
Tujuan studi ini adalah untuk mendeskripsikan proses komunikasi terapeutik oleh Yayasan SAMIN pada anak korban kekerasan untuk mengembalikan ruang publik anak di Kabupaten Sleman DIY. Penelitian ini menggunaan deskriptif kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai dan mengobservasi dua informan terapis, dua informan anak, dan dinas pemerintahan yang bekerjasama dengan Yayasan SAMIN. Dalam menganalisis masalah kekerasan pada anak, Yayasan SAMIN bekerjasama dengan Dinas P3AP2KB dan PUSPAGA KESENGSEM. Yayasan SAMIN juga telah menetapkan terminologi ruang publik anak yaitu apabila anak sudah bisa memperkenalkan dirinya, mau menunjukkan diri, berani berbicara dengan siapa saja, dan memiliki kesadaran bahwa dia anak yang hebat. Tetapi, menurut terapis itu bergantung pada kondisi awal anak pada saat akan di terapi. Standar umumnya ditandai dengan bagaimana cara berbicara anak yang bersangkutan. Seperti tidak terbata-bata, tidak ada efek buruk dengan segala perkataan orang lain, tidak berteriak apabila melihat kekerasan yang pernah dialaminya, dan memiliki kesadaran untuk membantu temannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan dalam melakukan komunikasi terapeutik adalah fase pra interaksi, fase interaksi, fase kerja, dan fase terminasi. Cara yang dilakukan adalah penggalian data dengan penilaian atau pemetaan, melalui tanya jawab secara langsung, metode menggambar, Thematic Apperception Test (TAT), dan Children Apperception Test (CAT). Sedangkan metode yang dilakukan yaitu metode menggambar, metode menulis, terapi dengan lagu, terapi dengan film, dan metode bermain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang telah melakukan terapi dapat kembali ke ruang publik karena DV sudah tidak merasa pusing terus menerus, berani berkenalan dengan orang lain, berani berbicara di depan umum, memiliki keinginan untuk belajar pada minatnya, dan mencoba untuk berbicara dengan bapaknya. Sedangkan DA mengaku bahwa dirinya sudah mencoba berkenalan dengan teman-teman baru di Forum Anak setelah beberapa kali bertemu tidak berani menyebutkan namanya, mengikuti ekstrakulikuler, memiliki waktu untuk belajar, belajar menabung, dan berani menjawab pertanyaan terapis HA di depan terapis lainnya.

Item Type: Thesis (S1)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Komunikasi S1
Depositing User: Unnamed user with email robi@umy.ac.id
Date Deposited: 14 Oct 2021 02:29
Last Modified: 23 Oct 2021 01:21
URI: https://etd.umy.ac.id/id/eprint/371

Actions (login required)

View Item
View Item