OASE KEPEMIMPINAN K.H. A.R. FACHRUDDIN SEBAGAI SERVANT LEADER (ANALISIS PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN)

Pembahasan terkait kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari seseorang yang diberi amanah untuk menjalankan kepemimpinan. Ada pemimpin yang sukses menjalankan amanah, namun demikian tidak jarang pula timbul krisis kepercayaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan seorang pemimpin. Pada dasarnya, sukses atau tidaknya suatu kepemimpinan tergambar dari kondisi suatu organisasi atau kelompok masyarakat. Kondisi tersebut melahirkan berbagai gaya kepemimpinan. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menguraikan salah satu gaya kepemimpinan yakni pemimpin pelayan melalui pengkajian riwayat hidup K.H. A.R. Fachruddin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Melalui pendekatan ini, peneliti menghimpun sumber-sumber data yang bersifat primer dan sekunder. Data tersebut kemudian diolah dengan memadukan rekonstruksi historis dan rekontekstualisasi makna. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, mengidentifikasi dan klasifikasi data. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, analisis konten, dan penarikan kesimpulan. Temuan peneliti menjelaskan bahwa karakteristik Servant leader menurut Robert K. Greenleaf terdiri atas sembilan karakteristik. Kesembilan karakteristik tersebut adalah kemampuan mendengarkan, menerima orang lain, memprediksi, kemampuan persuasive, konseptualisasi, menyembuhkan atau memperbaiki, melayani, komitmen pertumbuhan manusia, dan membangun komunitas. Dalam implementasinya K.H. A.R. Fachruddin memenuhi semua karakteristik tersebut. Namun, aspek � aspek di atas tidak dapat mencakup semua pola kepemimpinan K.H. A.R. Fachruddin khususnya dari aspek religiusitas. Aspek tersebut menjadi kelebihan K.H. A.R. Fachruddin sehingga peneliti menempatkan model kepemimpinanya pada post-Servant leadership. Selanjutnya, menurut John C. Maxwell terdapat lima level kepemimpinan. Kelima level tersebut secara urut adalah, jabatan, perkenanan, produktivitas, pemberdayaan, dan puncak. Kajian berdasarkan level tersebut, didapati bahwa kepemimpinan K.H. A.R. Fachruddin telah mencapai puncak atau level lima. namun level tersebut hanya menggambarkan kepemimpinan khusus dalam lingkup organisasi. Sementara kepemimpinan K.H. A.R. Fachruddin juga dirasakan oleh masyarakat umum, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemimpinan K.H. A.R. Fachruddin telah memenuhi ke lima level tersebut.