KONSTRUKSI KESALEHAN PADA KARAKTER PEREMPUAN DALAM FILM KKN DI DESA PENARI

Standar ideal kesalehan perempuan di Indonesia dapat diidentifikasi melalui aspek sosial dan agama. Berdasarkan sudut pandang sosial standar kesalehan perempuan di nilai melalui kebudayaan masyarakat Indonesia secara umum yang menganjurkan dan juga membiasakan kaum perempuan untuk menutup bagian tubuh yang sengaja terlihat atau memperlihatkan bagian tubuh yang dianggap tidak pantas menurut ukuran masyarakat Indonesia secara umum agar tidak mengundang hal yang tidak diinginkan. Melihat dari sudut pandang agama perempuan saleh berarti perempuan yang perilaku, penampilan dan kepribadiannya terhindar dari hal-hal yang merusak dan di sisi lain membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Film KKN Di Desa Penari adalah film genre horor yang di sutradarai oleh Awi Suryadi. Dalam kaitannya dengan perempuan, film KKN di Desa Penari tidak dapat dilepaskan dari representasi subjek perempuan yang stereotipikal. Film ini menjadi alat untuk mensosialisasikan dan mempertahankan logika berpikir dominan tentang kesalehan perempuan yang berlaku di dalam masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi kesalehan pada karakter perempuan dalam film KKN di Desa Penari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan data berupa gambar dan dialog yang tersaji pada 11 scene dalam film KKN Di Desa Penari. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah semiotik model Roland Barthes. Teknik analisis data meliputi denotasi, konotasi dan mitos untuk menemukan tanda konstruksi kesalehan pada karakter perempuan dalam film KKN Di Desa Penari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film KKN di Desa Penari menciptakan standar mengenai peran perempuan saleh yang digambarkan dengan peran perempuan berpakaian tertutup ataupun berpakaian muslim dengan sikap yang sopan, santun dan sesuai dengan norma sosial serta ajaran agama sedangkan, gambaran perempuan tidak saleh ditunjukkan melalui peran perempuan yang berpakaian terbuka dengan sikap yang tidak sopan dan melanggar norma sosial serta dilarang agama. Kesalehan perempuan tidak hanya dilihat melalui satu identitas, tetapi dilihat melalui tiga identitas yaitu penampilan, perilaku dan alur cerita. Perempuan yang berpakaian tertutup belum bisa dikatakan saleh jika tidak berperilaku baik begitupun sebaliknya. Oleh karena itu penelitian ini masih terjebak pada logika berpikir dominan masyarakat Indonesia yang seolah menjadi sebuah kebenaran dan pedoman hidup.