PENERAPAN PENDIDIKAN UNTUK MENCEGAH KEKERASAN SEKSUAL ANAK USIA DINI

Guru mengalami kendala dalam menyampaikan materi pendidikan seksual termasuk penggunaan strategi, media dan metode pembelajaran. Peran dan pengalaman guru dalam mengajarkan seksualitas juga diperlukan. Tujuannya untuk mengetahui cara guru dalam menerapkan pendidikan seksual sebagai pencegahan kekerasan seksual anak. Pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi. Pengambilan data menggunakan observasi dan wawancara kepada kepala sekolah, guru, orang tua dan anak usia 4-6 tahun. Triangulasi yang digunakan, berupa sumber data dari kepala sekolah, guru dan orang tua; teknik menggunakan observasi dan wawancara; waktu dilakukan di pagi hari. Analisis data menggunakan Miles dan Huberman, berupa reduksi data melalui pemilihan tema yang penting; penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bentuk tabel dan bagan; interpretasi data dalam koding dan tema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru masih merasa belum mampu untuk menyampaikan materi pendidikan seksual kepada anak meskipun sudah mendapatkan pelatihan. Setelah diberikan buku panduan, guru memiliki kemampuan dalam penerapan pendidikan seksual pada anak. Di sisi lain, peneliti meneliti keluarga Muslim dalam memandang dan mengenalkan pendidikan seksual anak, seperti mengajarkan anak untuk berpakaian tertutup supaya aurat tidak terlihat. Keluarga Muslim menggunakan metode ajar pendidikan seksual melalui simulasi dan demonstrasi tentang adab berinteraksi dan tata cara merawat anggota tubuh. Temuan ini memiliki implikasi untuk program pendidikan seksual anak dalam keluarga dengan ditemukannya pembiasaan dalam melindungi tubuhnya sesuai nilai-nilai Islam dalam upaya pencegahan kekerasan seksual anak. Orang tua sebaiknya bersinergi dengan sekolah dalam penerapan pendidikan seksual supaya anak dapat memahami materi tersebut dengan baik.