INDONESIA'S EFFORTS TO REDUCE EMISSIONS THROUGH REDD+ WITH NORWAY

Pada tahun 2009 pemerintah Indonesia mencanangkan inisiatif untuk menurunkan emisi sebesar 26 persen dan 41persen dengan bantuan internasional untuk tahun 2020. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh tingginya emisi yang dihasilkan Indonesia, deforestasi dan degradasi hutan menjadi salah satu penyebab utamanya. Pada tahun 2014-2015 laju deforestasi di hutan alam meningkat sekitar 126 persen, mengingat Indonesia merupakan negara ketiga terbesar yang memiliki hutan hujan tropis terbesar di dunia, hal ini menarik perhatian dunia terhadap upaya penurunan emisi di Indonesia. Inisiatif Indonesia disambut baik oleh pemerintah Norwegia dan menawarkan kerja sama di bawah skema REDD+. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan Indonesia dalam upaya pengurangan emisi yang berhasil dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan data primer dan sekunder. Sumber data berupa wawancara dan referensi literatur dari berbagai sumber yang relevan seperti buku, jurnal, dan berita online kemudian diolah dan dianalisis sehingga menjadi temuan baru. Penelitian ini menggunakan Konsep Diplomasi Lingkungan menurut Paul Webstare Hare dan Teori Kerjasama Internasional menurut K.J. Holsti. Temuan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa upaya Indonesia untuk menurunkan emisi berdasarkan REDD+ diklasifikasikan sebagai upaya dalam dua fase pertama REDD+ yang tercantum dalam LoI dengan Norwegia. Upaya Indonesia terbukti berhasil menurunkan emisi sebesar 11,2 juta ton pada tahun 2016-2017 dengan mendapatkan insentif kerjasama sebesar 56 juta USD dari Norwegia.