ANALISIS METAFORA BAHASA JEPANG DALAM NOVEL NORWEGIAN WOOD KARYA HARUKI MURAKAMI

Majas merupakan salah satu ungkapan yang tidak dipelajari secara khusus, sehingga bagi pemelajar bahasa Jepang yang tidak mengetahui dan memahami majas tentunya akan sangat kesulitan apabila menemukan penggunaan majas saat berkomunikasi dengan orang Jepang. Oleh karena itu penting mempelajari majas terutama dalam karya sastra seperti novel. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap jenis metafora konseptual menurut Lakoff dan Johson yaitu metafora struktural, orientasional, dan ontologikal, beserta perluasan maknanya menggunakan kajian linguistik kognitif dalam novel Norwegian Wood karya Haruki Murakami bab 1 sampai bab 2.  Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambaran sesuatu yang apa adanya dan hasilnya lebih menekankan pada makna. Terdapat 30 data yang ditemukan, sebanyak 16 data metafora struktural, 7 data metafora orientasional, serta 7 data metafora ontologikal. Perluasan makna pada majas terbentuk karena faktor pengalaman hidup dan kondisi sosial budaya sehingga mempengaruhi kognisi manusia dalam pembentukan majas. Penulis menggunakan metafora selain karena alasan estetika, juga mengisyaratkan bahwa Haruki Murakami tidak ingin menyampaikan maksud cerita secara langsung, melainkan menggunakan metafora sebagai medianya untuk mempermudah pembaca dalam mencerna informasi yang dihadirkan penulis dalam karya sastranya. Pada penelitian ini banyak ditemukan penggunaan metafora yang digunakan oleh penulis untuk menggambarkan sifat dan kondisi psikis manusia.