ANALISIS ISI KEKERASAN FISIK TERHADAP PEREMPUAN PADA 16 EPISODE DRAMA THE WORLD OF THE MARRIED

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adegan kekerasan fisik pada perempuan yang terdapat pada drama The World of The Married. Peneliti menggunakan teori Marthin & Hadi (2020) yang menerangkan jika adegan kekerasan fisik dalam suatu tayangan dapat dilihat dari adanya adegan memukul, menampar, mencekik, melempar, menendang, mendorong, dan membunuh. Adapun metode penelitian ini menggunakan teknik coding dengan menguji frekuensi dan reabilitas guna mendapatkan data yang valid. Adapun hasil dalam penelitian ini ialah drama The World of The Married menghasilkan uji reabilitas sejumlah 0,75 dengan persentase 75 persen dengan persentase sejumlah 99,99 persen drama tersebut mengandung adegan kekerasan terhadap perempuan yang dinilai dari beberapa aspek adegan kekerasan dalam suatu tayangan, yakni 22 persen adegan memukul, 17 persen adegan menampar, 22 persen adegan mencekik, 5.5 persen adegan melempar, 8,4 persen adegan menendang, 25 persen adegan mendorong, dan 0 persen adegan membunuh. Berdasarkan analisa peneliti selaku coder 1 dan coder 2 mengenai analisa dan interpretasi dari adegan kekerasan yang terdapat pada drama The World of The Married, dapat diketahui jika adegan kekerasan fisik timbul hadir dari rasa obsesi untuk memiliki dan obsesi untuk menyakiti seseorang karena adanya rasa dendam. Tidak hanya itu, peneliti juga melihat adanya sikap penerimaan dari tokoh perempuan yakni Jin Sun Woo dan Hyun Seo terhadap tindakan Lee Tae Oh serta In Kyu yang telah melakukan tindak kekerasan kepada mereka. Menurut peneliti, tindakan kekeraaan fisik pada drama The World of The Married audah seharusnya tidak ditampilkan secara gamblang dan terus menerus secara frekuenai sebab mampu memberikan efek kecemasan terhadap penonton, terlebih bagi penonton yang sudah berumah tangga. Tidak hanya itu, adegan kekerasan pada drama ini juga dapat menjadi contoh bagi publik untuk terbiasa dengan melakukan kekerasan secara fisik terhadap perempuan karena melihat tokoh perempuan yang ditampilkan memiliki rasa dan sikap penerimaan terhadap tindakan tokoh lelaki yang mereka cintai.