THE ROLE OF ART DIRECTOR IN FILM ARTISTIC STYLEBEFORE, NOW & THEN (NANA) FOURCOLORS FILM PRODUCTION

"Before, Now & Then (Nana)" adalah film berbahasa Sunda pertama di Indonesia. Film ini memenangkan penghargaan penata artistik terbaik di Festival Film Indonesia (FFI). Film ini berlatar belakang di Jawa Barat sekitar tahun 1960-an yang diadaptasi dari novel otobiografi Jais Darga Namauku karya Ahda Imran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran art director dalam tata artistik film "Dulu, Sekarang & Nanti (Nana)". Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tiga tahapan dalam menganalisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi sumber yang berarti membandingkan mengecek ulang data dari lebih dari satu sumber untuk memastikan apakah data tersebut benar atau tidak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menciptakan sebuah setting (setting, kostum, tata rias dan tata cahaya) tentunya ada hal-hal yang dilakukan oleh penata artistik dalam tahap pra produksi hingga pasca produksi. Pada tahap pra produksi, penata artistik bertanggung jawab pada aspek desain kreatif, merancang konsep artistik film secara keseluruhan. Pada tahap produksi, penata artistik bertanggung jawab atas semua set atau properti yang digunakan. Pada tahap paska produksi, art director mengevaluasi semua divisi dalam departemen artistik. Dapat disimpulkan bahwa peran penata artistik atau art director dalam film ini memegang peranan penting dalam membangun era 60an dalam film sehingga dapat mempengaruhi kebenaran atau kepercayaan di mata penonton melalui tata artistik yang diciptakan.