DINAMIKA KEKUASAAN DAN POLITIK IDENTITAS DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN (STUDI KASUS: UNIVERSITAS HALUOLEO SULAWESI TENGGARA)

Diterapkannya demokratisasi dalam pemerintahan Indonesia dimana pemilihan wakil rakyat dan kepala pemerintahan dilakukan oleh rakyat secara langsung mengakibatkan sebuah konsekuensi logis yakni terbuka pula peluang bagi menguatnya wacana politik identitas etnis dikarenakan posisi etnis sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai kekuatan mendapatkan dukungan dan suara dalam setiap kontestasi pemilihan kepala pemerintahan maupun wakil rakyat tersebut. Hal ini sangat terasa di Sulawesi Tenggara sebagai salah satu wilayah. dengan jumlah etnis yang cukup besar lengkap dengan sejarah konflik antar kelompok etnisnya. Kecenderungan Politik identitas ini pulalah yang diduga ikut masuk dan berkontribusi dalam dinamika kekuasaan dalam instansi pendidikan setingkat perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Haluoleo. Tesis ini disusun untuk mengetahui bagaimana pengaruh politik identitas etnis dalan dinamika kekuasaan yang ada di Unhalu khususnya dalam pemilihan rektor dan dekan dalam kurun waktu 2000-2014,
Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan maka tesis ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara langsung kepada informan yang dianggap berkompeten dalam memberikan gambaran tentang masalah, selain itu dilakukan beberapa studi literatur guna memperkuat keabsahan data. Data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk melihat keterkaitan antara heberapa kondisi yang ada sehingga dihasilkan kesimpulan mengenai masalah yang hendak diteliti.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa politik identitas dalam hal ini etnis mempunyai pengaruh dalam dinamika kekuasaan di Universitas Haluoleo. Faktor sejarah masa lalu mempunyai peranan penting yang membuat isu etnisitas menjadi hal yang sangat sensitif dalam masyarakat Sulawesi Tenggara termasuk dalam lingkungan kampus Unhalu. Hal ini yang membuat isu-isu yang berkaitan dengan etnisitas seringkali dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu utamanya oleh kelompok yang merasa dirugikan dengan kebijakan yang diambil oleh pejabat-pejabat di Unhalu khususnya rektor. Dalam pemilihan rektor Unhalu, etnis menjadi sebuah alat untuk membangun jaringan politis dari calon rektor kepada senat universitas. Pengaruh etnis hanya sebatas kekuatan yang berdasar pada kedekatan dan hubungan emosional yang bisa mempermudah dalam proses komunikasi politik guna mendapatkan dukungan. Hal yang sama juga terjadi dalam level pemilihan Dekan walaupun tidak sekuat pada pemilihan rektor. Faktor kualitas dan kapabilitas dari setiap calon baik itu. rektor dan dekan tetap menjadi acuan utama dalam proses pengisian kekuasaan di Unhalu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa etnis memiliki sebuah posisi yang penting dalam membangun jejaring kekuasaan dalam dinamika kekuasaan di Universitas Haluoleo namun bakan menjadi faktor yang menentukan.