EVALUASI TERAPI DAN BIAYA PENGGUNAAN PROFILAKSIS STRESS ULCER PADA PASIEN YANG MENJALANI PERAWATAN DI RAWAT INAP RSUD SLEMAN

Pedoman dari ASHP (1999) melarang penggunaan terapi penekan asam untuk profilaksis stress ulcer pada pasien yang tidak sakit kritis Penelitian oleh Pratiwi et al. (2020) menyatakan sebanyak 32,5% pasien tidak kritis menerima profilaksis stress ulcer tanpa indikasi yang jelas. Penggunaan profilaksis stress ulcer tidak disarankan pada pasien diluar non-ICU < 2 faktor risiko. Ketidaktepatan penggunaan profilaksis stress ulcer dapat meningkatkan pengeluaran biaya bagi pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi penggunaan profilaksis stress ulcer dan biaya pengeluaran penggunaan profilaksis stress ulcer. Penelitian ini dilakukan secara observasional non eksperimental dengan studi pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan metode consecutive sampling dengan teknik pengambilan sampel secara acak. Total jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi 340 sampel dari 3000 populasi dari rekam medik pasien rawat inap dibangsal penyakit dalam RSUD Sleman periode Januari-Desember 2020. Analisis evaluasi penggunaan profilaksis stress ulcer berdasarkan pedoman dari ASHP (1999) dan SUP Guidelines, Stanford Hospital and Clinics (2015). Perhitungan pengeluaran biaya pengobatan pasien baik yang tepat maupun tidak tepat indikasi dihitung berdasarkan total pemberian obat yang diberikan selama pasien tinggal dengan satuan terkecil dari harga obat. Data dianalisis secara deskriptif untuk melihat hasil gambaran dari profil, evaluasi dan pengeluaran biaya penggunaan profilaksis stress ulcer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proton Pump Inhibitor (PPI) merupakan obat penekan asam yang paling banyak digunakan yaitu sebesar 45,8%, selanjutnya golongan H2 Receptor Antagonist (H2RA) sebanyak 42,6%, golongan sukralfat sebanyak 7,4% dan golongan antasida sebanyak 4,2%. Dari total sampel 340 pasien, terdapat sebanyak 57 pasien atau 16,8% tepat indikasi berdasarkan pedoman dan 283 pasien atau 83,2% yang tidak tepat indikasi dalam pemberian profilaksis stress ulcer. Penggunaan profilaksis stress ulcer yang tepat indikasi dapat menghemat biaya pengobatan sebesar Rp 19.933.582.
Kata Kunci: stress ulcer, profilaksis stress ulcer, terapi penekan asam, tidak tepat indikas