Analisis Semiotika Pesan Dakwah Dalam Kesenian Sintren di Kabupaten Batang

<p>Sintren merupakan bentuk permainan Jawa yang luar biasa, karena seorang pemain dapat menjadi terlena, tidak sadar, seperti orang ndadi (kesurupan). Pada saat pertunjukan berlangsung tubuh sang penari akan diikat dan dimasukan ke dalam kurungan setelah itu penari akan keluar dengan penampilan yang lebih baik. Masyarakat sekitar memiliki persepsi masing-masing terhadap kesenian sintren ada yang mempercayai bahwa kesenian ini adalah syirik dan ada yang menganggap bahwa ini hanyalah sebuah kesenian yang harus dilestarikan. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dengan para narasumber untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan data peneliti menganalisa menggunakan teori semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce. Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek - obyek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai sebuah tanda yang dapat menjelaskan sesuatu hal. Setelah itu teknik analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian. Hasil penelitian yang didapatkan ada beberapa hal yang memiliki makna sebuah pesan dakwah yaitu pada saat akan mulai pertunjukan sinden akan menyanyikan sebuah syair dengan lirik bismillah, jika penari sedang tidak suci yaitu sedang menstruasi maka penari tidak diperbolehkan tampil, penari diharuskan menggunakan kacamata berwarna hitam agar tidak dapat melihat hal-hal yang buruk disekitarnya.</p>