PENGARUH EDUKASI VIDEO DALAM MENINGKATKAN PERILAKU GIZI IBU DAN STATUS GIZI BALITA STUNTING

Latar Belakang : Secara global beberapa negara di dunia masih dihadapkan pada beban ganda malnutrisi atau sering di sebut juga Double Burden of Malnutrition (DBM), dimana salah satu masalah gizi adalah stunting. Stunting menyebabkan 14% kematian pada anak dan mempengaruhi sepertiga 21,9% atau 149 juta anak dibawah 5 tahun dan 81,7 juta anak di Asia. Pemilihan media edukasi berdasarkan karakteristik partisipan, keadaan geografis dan kondisi pandemic Covid-19. Tujuan Penelitian : Merancang media edukasi video untuk mengetahui pengaruh edukasi video dan menganalisis perbedaan peningkatan perilaku gizi ibu dan status gizi balita stunting. Metode Penelitian : Metode kuantitatif (Quasy Eksperimen) dengan pendekatan pretest-posttest design with control group. Penelitian dilakukan sejak Desember 2020-Februari 2021 di Wilayah Kerja Puskesmas Gondomanan dan Puskesmas Umbulharjo 1 Kota Yogyakarta. Sampel berjumlah 26 responden dengan Teknik purposive sampling dan random simple sampling. Sampel penelitian di bagi menjadi 2 kelompok, terdiri dari : kelompok intervensi dan kelompok kontrol, masingmasing kelompok berjumlah 13 responden. Kelompok intervensi diberikan 2 video terkait gizi pada balita dan stunting. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon test, uji Mann Whitney test. Hasil Penelitian : Pendidikan kesehatan menggunakan edukasi video dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku gizi ibu dengan nilai p yaitu 0.003, 0.000, dan 0.023, sedangkan pada status gizi balita stunting tidak ada perbedaan dengan nilai p yaitu 0.626. Stunting yang dialami balita sudah berlangsung dalam waktu cukup lama, sehingga sulit untuk mengubah status gizi dalam waktu satu bulan. Pemberian edukasi media audio visual berupa video sangat efektif untuk digunakan karenakan ibu balita dapat terus mengulang dan memahami kembali terkait apa yang telah dijelaskan atau disampaikan. Kesimpulan : Media edukasi video dapat meningkatkan aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi ibu balita, namun tidak dapat meningkatkan status gizi balita stunting.