BUDAYA ASING SEBAGAI ISU KEAMANAN NON-TRADISIONAL BAGI KOREA UTARASTUDI KASUS: PERSEBARAN HALLYU ATAU SOUTH KOREAN WAVE DI KOREA UTARA

Selama lebih dari dua decade, Hallyu atau Korean Wave telah dijadikan sebagai salah satu strategi pemerintah Korea Selatan untuk menjalin hubungan diplomasi dan memperbaiki kondisi ekonomi negara pasca Krisis Financial Asia. Namun, persebaran Hallyu atau Korean Wave di Korea Utara justru mendapatkan kritik keras dari rezim dan berkembang menjadi isu keamanan non-tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Hallyu atau Korean Wave bisa menjadi isu keamanan non-tradisional bagi Korea Utara. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori sekuritisasi sebagai kerangka berpikir, penulis menggabungkan beberapa sumber literatur seperti e-book, artikel jurnal, dan situs website resmi di Korea Selatan (DailyNK), Jepang (Asia Press) dan AS (38 North). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hallyu atau Korean Wave telah menyebabkan pasar gelap dan praktek penyelundupan merebak di Korea Utara, aksi pembelotan meningkat, memunculkan beberapa perilaku anti-sosialis, membuka peluang terbentuknya gerakan sosial, dan mengancam kemurnian ideologi Ju Che. Beberapa factor ini menjadi sebuah masalah yang dapat mengancam stabilitas keamanan di tengah-tengah elit dan rakyat Korea Utara.