PERSEPSI PETANI MILENIAL TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM BERWIRAUSAHA BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN SLEMAN

Perkembangan teknologi digital mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk pada dunia bisnis. Teknologi digital seperti media sosial menjadi alat yang banyak digunakan untuk mempermudah proses bisnis. Penggunaan media sosial di Indonesia bertambah setiap tahunnya sehingga peluang pasar terbuka sangat besar bagi pelaku bisnis salah satunya bisnis pertanian. Pengembangan bisnis pertanian menggunakan media sosial memerlukan petani milenial dalam pengimplementasiannya. Namun, minat generasi milenial pada dunia pertanian sangat kurang sehingga Kementrian Pertanian menghadirkan program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Service) untuk menghasilkan wirausaha muda dan tenaga kerja di bidang pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani milenial terhadap pemanfaatan media sosial dalam berwirausaha bidang pertanian di Kabupaten Sleman dan mengetahui faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi petani milenial terhadap pemanfaatan media sosial dalam berwirausaha bidang pertanian di Kabupaten Sleman. Penelitian ini dirancang dengan metode kuantitatif. Responden pada penelitian ini berjumlah 60 orang petani milenial di Kabupaten Sleman yang ditentukan dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpuan data dilakukan dengan observasi, wawancara dengan kuisioner dan dokumentasi. Pengukuran persepsi petani milenial menggunakan analisis deskriptif dengan skala likert dan pengukuran faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi petani menggunakan analisis koefisien korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian ini diketahui bahwa persepsi petani milenial terhadap pemanfaatan media sosial dalam berwirusaha bidang pertanian di Kabupaten Sleman berkategori tinggi dengan skor 3,82. Faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi petani milenial terhadap pemanfaatan media sosial dalam berwirausaha bidang pertanian seperti, tingkat pendidikan dan efikasi diri pada aspek ekonomi, peran ketua dan peran kelompok dengan aspek teknis dan sosial, motivasi petani serta penggunaan media sosial memiliki hubungan yang signifikan. Sedangkan peran penyuluh, tingkat pendidikan dan efikasi diri pada aspek teknis dan sosial, peran ketua dan peran kelompok pada aspek ekonomi memiliki hubungan yang tidak signifikan.